Detik-detik melahirkan adalah momen yang paling menegangkan
bagi pasangan suami istri. Berbagai macam rasa bercampur menjadi satu. Mulai dari
rasa sakit dan mulas yang dirasakan istri, cemas dan takut dengan proses
kelahiran yang akan dihadapi, hingga rasa bahagia karena buah hati yang dinanti
berbulan-bulan lamanya sebentar lagi akan hadir ke dunia.
Bagi seorang wanita, proses melahirkan adalah perjuangan antara
hidup dan mati. Oleh karena itulah seorang wanita yang melahirkan dikatakan
tengah berjihad di jalan Allah Swt. Apabila misalnya seorang wanita wafat
ketika melahirkan anaknya, maka ia akan dihadiahi Allah Swt. pahala ‘syahidah’ atau wanita yang wafat karena
syahid.
“Perempuan yang hamil
hingga melahirkan dan menyapih anaknya akan mendapat pahala seperti pahala
orang yang terluka di jalan Allah. Jika ia meninggal dalam masa itu, ia akan
mendapat pahala mati syahid.” (H.R. Ibn Al-Jauzi)
Baca Juga: Inilah Keutamaan Salat Berjemaah
Begitu besarnya perjuangan serta pahala bagi seorang wanita
yang ikhlas hamil dan melahirkan karena Allah Swt. Sehingga sudah selayaknya
seorang suami bisa lebih menghargai dan mencintai istrinya. Termasuk anak-anaknya
pun bisa lebih menghormati dan menyayangi ibunya.
Terkait momen kelahiran, ada hal-hal yang dilakukan setelah
kelahiran. Seperti yang dirangkum dari buku Membumikan Harapan Rumah Tangga
Islam Idaman karya Abu Al-Hamd Rabi’, berikut daftar-daftarnya:
1. Mengeluarkan zakat fitrah dan hak
mendapatkan warisan
Hal ini sesuai dengan hadits sahih Muslim
dari Abu Said Al-Khudri ra. berkata, “Kami
mengeluarkan zakat fitrah pada masa Nabi bagi anak kecil dan dewasa, merdeka
dan budak.”
Terkait aturan zakat fitrah bagi bayi yang
baru lahir, ketentuannya apabila bayi tersebut lahir sebelum azan magrib 1
Syawal (Idul Fitri), maka bayi tersebut wajib dikeluarkan zakat fitrahnya.
Namun apabila bayi tersebut lahir setelah
azan magrib 1 Syawal (Idul Fitri), maka bayi tersebut tidak wajib dikeluarkan
zakat fitrahnya di tahun itu.
Sementara untuk hak waris bagi bayi yang
baru dilahirkan disandarkan pada hadits dari Ibnu Hibban berikut ini, “Seorang
anak tidak mendapat warisan sampai ia lahir bersuara. Suaranya itu adalah
berteriak atau bersin atau menangis.” Dan apabila bayi tersebut terlahir dalam
kondisi meninggal dunia, maka sang bayi pun tidak mendapat warisan.
2. Azan pada telinga kanan dan ikamah di
telinga sebelah kiri
Al-Baihaqi dan Ibnu As-Sunni meriwayatkan
dari Hasan bin Ali dari Nabi Saw. bersabda, “Barangsiapa
dilahirkan baginya seorang anak lalu ia mengazani di telinga kanan dan
mengikamahi di telinga kiri maka anak itu tidak akan diganggu setan Ummu
Ash-Shibyan.”
Makna dari mengazani dan mengikamahi di
telinga bayi ini agar yang pertama kali didengar oleh bayi adalah seruan kepada
Allah Swt. daripada seruan setan yang sudah bersiaga menanti kelahiran bayi. Terlebih
setan pun memang akan lari terbirit-birit hingga terkentut-kentut ketika
mendengar suara azan dan iqamat. Diharapkan bayi pun hingga dewasanya tidak
diganggu oleh setan dan menjadi anak yang taat kepada-Nya.
Baca Juga: Keutamaan Kurban Kambing
3. Mendoakan dan mengucapkan selamat
Kebahagiaan lainnya dari kelahiran adalah
doa dan ucapan selamat dari keluarga besar, kerabat, hingga teman. Doakanlah bayi
yang baru lahir dan berbahagialah dengan ucapan selamat. Tentulah orangtua bayi
tersebut akan gembira dan bersuka cita.
4. Melakukan tahnik pada bayi
Tahknik adalah sunah yang dilakukan
Rasulullah Saw. karena Rasulullah Saw. biasa mendoakan para bayi yang
didatangkan kepadanya agar bayi itu mendapat keberkahan dari Allah Swt. kemudian
Rasulullah Saw. pun akan mentahnik para bayi tersebut.
Cara tahnik yang dilakukan Rasulullah Saw.
adalah dengan mengunyah kurma hingga halus lalu, lalu mengambil kunyahan kurma tersebut
dengan seujung jari kemudian ditempelkan dan digosokkan sembari diputar
perlahan serta dipijat lembut ke bagian langit-langit mulut bayi.
Pilihlah orang yang mentahnik bayi adalah
orang yang saleh, bagus akhlak dan agamanya serta dalam kondisi bersih mulutnya
serta sehat fisiknya dan tidak sedang memiliki penyakit menular. Hal itu agar
bayi tetap sehat.
(Bersambung ke bagian 2)