HADIS ARBAIN KE 1: SETIAP AMALAN TERGANTUNG NIATNYA

oleh | Dec 13, 2023 | Inspirasi

Tahukah Sahabat, setiap ibadah yang kita lakukan ternyata bisa
berujung sia-sia lho. Kok bisa? Ya, ada sebagian orang yang sudah
berletih-letih ibadah dan bersusah payah melakukan kebaikan, akan tetapi tidak
menuai pahala sama sekali. Hal yang dilakukannya sia-sia di mata Allah Azza wa Jalla. Ia pun merugi. Rugi
sekali!

Lalu, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Mengapa ia bisa
merugi? Yuk simak penyelasannya!

Setiap Amalan
Tergantung Niatnya

Sahabat, dalam hadis Arbain An-Nawawi yang ke-1 dikatakan
bahwa setiap amalan seseorang itu tergantung pada niatnya. Ia akan mendapatkan
apa yang ia niatkan. Jika ia meniatkan untuk dunia, maka itulah yang akan ia
dapat. Begitu pun juga apabila ia meniatkan untuk Rabb-Nya, maka itulah yang
akan diperolehnya.

Berikut terjemahan hadis Arbain An-Nawawi yang ke-1:

Dari Amirul Mukminin
Abu Hafsh Umar bin Al Khaththab r.a. berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda, ‘Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang itu
hanyalah akan dibalas berdasarkan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya keapda Allah dan
Rasul-Nya. Namun barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau
seorang wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan
tersebut.’” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Yuk Sambut Akhir Tahun dengan 5 Amalan Ini!

Sebab Munculnya Hadis
Ini

Sahabat, hadis Arbain An-Nawawi yang ke-1 ini muncul
dikarenakan ada seseorang yang ikut hijrah bersama Rasulullah saw. dari Kota
Mekah menuju Kota Madinah dengan niat mengikuti pujaan hatinya. Ya, seseorang
itu berhijrah karena seorang wanita yang dikasihinya.

Kisah tersebut berdasarkan pada apa yang disampaikan oleh
hadis riwayat Ath-Thabrani berikut ini:

Dari Ibnu Mas’ud r.a., ia berkata, “Di antara kami ada seorang laki-laki yang meminang seorang
perempuan yang bernama Ummu Qais, tetapi dia menolak untuk dinikahi hingga dia
(Ummu Qais) pergi berhijrah, maka dia (laki-laki itu) ikut berhijrah dengan
niatan bisa menikahinya. Maka kami menamainya Muhajir Ummu Qais.”

Kedudukan Hadis ini

Sahabat, hadis pertama ini termasuk hadis yang penting dalam
Islam. Mengapa? Seperti yang telah disinggung di awal tulisan, bahwa setiap
amalan yang kita kerjakan akan tergantung pada niatnya.

Abu Dawud pernah berkata, “Hadis ini adalah setengah Islam, karena agama itu terbagi kepada
yang tampak yaitu amal dan yang batin yaitu niat.”
Imam Ahmad dan Imam
Syafi’i juga pernah berkata, “Hadis
ini merupakan sepertiga ilmu. Sebab seorang hamba mendapat pahala karena
perbuatan hati, lisan dan anggota badannya, dan niat dilakukan dengan
hatinya.”

Baca Juga: Jangan Remehkan Amal Kecil!

Pelajaran dari Hadis
Ini

Sahabat, banyak hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik
dari hadis Arbain An-Nawawi yang ke-1 ini. Berikut beberapa pelajarannya:

1. Niat merupakan penentu nilai ibadah kita dan merupakan
syarat sahnya ibadah yang kita lakukan. Jadi, perbaikilah terlebih dahulu niat
kita. Cek kembali apakah niat kita untuk dunia atau untuk mencari keridaan
Allah Swt. semata? Pilihlah niat untuk mencari rida-Nya agar amalan kita
diterima di sisi-Nya.

2. Niat berasal dari lubuk hati, sehingga kita perlu terus
menerus menanamkan niat yang lurus dalam hati. Ya, evaluasilah niat kita di
awal sebelum amal perbuatan ditunaikan, di tengah saat amal dilakukan, dan di
akhir setelah amal selesai dikerjakan. Niat bisa goyah karena godaan setan yang
terkutuk, maka teruslah luruskan niat kita.

3. Untuk mendapat pahala, kita harus ikhlas dalam beramal.
Tanpa ikhlas maka akan sia-sia belaka. Sementara keikhlasan untuk mencari
keridaan-Nya akan membuahkan pahala yang berlipat-lipat. Bahkan, amal kebaikan
yang sederhana pun seperti halnya tersenyum ramah akan bernilai pahala jika
kita melakukannya dengan ikhlas hanya untuk Allah Azza wa Jalla.

4. Karena niat adalah setengah dari Islam, maka jika ada
halangan untuk beribadah tapi sudah berniat dalam hati, maka tetap mendapatkan
pahala. Hal tersebut berdasarkan pada hadis Rasulullah saw. berikut ini:

“Sesungguhnya Allah
menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya.
Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Alaâh
tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat
berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allah menulisnya di sisi-Nya
sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang
banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka
Allah menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan
barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allah
menuliskannya sebagai satu kesalahan.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Tutup Akhir Tahun Raih Keberkahan dengan Zakat

Sahabat, dari hadis Arbain An-Nawawi yang ke-1 ini kita belajar
bahwa kita harus memperhatikan niat dalam setiap amal kebaikan yang kita
lakukan. Jangan sampai niat kita ditujukan hanya untuk mendapat pujian atau
kesenangan dunia semata.

Sahabat, sudahkah menunaikan zakat di tahun ini? Jika belum,
yuk segera ditunaikan agar harta kita menjadi bersih. Sahabat pun bisa
menghitung dulu zakatnya dengan praktis dan mudah menggunakan Kalkulator Zakat
dari Rumah Zakat. Lalu ikuti tautan ini untuk memulai berzakat.

 

 

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0