GEMPITA KEMAKSIATAN ITU BUKAN UNTUK KITA

oleh | Jan 5, 2011 | Inspirasi

oleh Muhammad Haden Aulia Husein

Hari baru telah tiba dan tanpa terasa menyapa kita tanpa riuh rendah teriakan waktu. Sedangkan kita merasa baru kemarin melepas kepergian memori. Begitu cepat masa berlalu, kita sebagai pelaku sering dibuat malu oleh ketersediaan waktu yang takberbanding lurus dengan capaian yang kita kerjakan.

Masa produktif yang kita tangisi kemarin kini ia seakan hanya menjadi sempalan aktifitas yang bernama kesibukan. Saat ini entah berapa detik yang terlewatan tanpa kasih-Nya, menit yang berlalu telah linglung tanpa arahan-Nya. Disadari atau tidak, sekarang tapak kecil langkah kaki kita telah berada di ruang baru bernama hari. Ia kadang dibelenggu oleh rantai kokoh yang kerap disebut kelalaian. Belenggu ini membuat usia muda manusia yang demikian dinamis kosong dari perbuatan berguna. Ia membuat manusia hanya mampu mengisi waktu dengan luapan emosi yang membuncah tanpa arah. Semoga kita dapat mengambil inspirasi dari seorang pemuda berjuluk Imam Ahmad tentang perkara ini,\”kutangisi masa muda, seperti sesuatu yang bermula di tanganku, kemudian terjatuh darinya\”.

Tahun baru begitu gemerlap dengan imitasi euforia seantero dunia. Nyala kembang api, lengkingan terompet, ledakan petasan seakan menjadi kegembiraan yang takbisa dipisahkan darinya. Ribuan maksiat diciptakan dengan mudah tanpa kecemasan dosa para penyelenggara. Sadarkah kala itu Atid sedang bekerja keras mencata satu demi satu kemaksiatan yang bite-bitenya akan dipertontonkan dengan jelas di kehidupan kita kelak?

Saudaraku,

Andakah yang menjadi bagian di dalamnya? Bagian dari orang yang menyengaja tenggelam dalam kemilau dunia. Tentu pertanyaan ini akan mengusik Anda yang terbiasa melakukannya. Ingatkah Anda sapaan Rosulullah tentang aktivitas Anda tersebut? \”Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka\” (HR. Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Hibban).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, \”menyerupai mereka akan menunbuhkan kasih sayang, kecintaan, dan pembelaan dalam batin. Sebagaimana kecintaan dalam batin akan melahirkan musyabahah (keinginan menyerupai) secara zahir\”. Melihat ini pantaslah jika Allah menegur kita dengan musibah, ujian yang tiada habisnya.

Saudaraku,

Cegahlah segera kebiasaan pergolakan nafsu dengan memberhentikannya saat ini juga. Jadikan istighfar sebagai obat luka hati ini yang sempat melakukan ungkapan-ungkapan takpantas dengan kecintaan terhadap dunia yang tidak berhakekat dan berfaedah. Mari kita hadapi hari yang baru ini dengan rasa cinta penuh kepada Allah. Konstruksikan kembali cara berfikir dan berprilaku kita dengan komitmen untuk berubah. Komitmen itu akan memahamkan kita betapa mulianya agama ini dengan perintah mengikuti majelis-majelis ilmu sejak dalam buaian hinggal akhir usia kita. \”..dan apakah Kami tidak memanjangkan usiamu dalam masa cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?…\”(QS. Faathir 37).

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0