Mengapa Fenomena “Flexing” Bisa Mengancam Hubungan Sosial dalam Islam?

oleh | Nov 8, 2024 | Inspirasi

Di era digital, fenomena “flexing” atau pamer kekayaan dan kesuksesan semakin sering kita temui. Banyak orang merasa bangga menunjukkan gaya hidup mewah dan barang mahal, berharap mendapat pujian atau pengakuan.

Padahal, kebiasaan ini sebenarnya bisa berdampak negatif, terutama pada hubungan sosial. Nah, dalam Islam, kita diajarkan untuk hidup sederhana, menjaga hati dari sifat sombong, dan selalu bersyukur.

Tindakan pamer atau flexing dapat menimbulkan sifat riya’ yang dimana sifat ini tidak hanya dapat merusak niat dalam beramal, tapi juga menimbulkan masalah hubungan antar sesama. Nah, artikel ini akan membahas terkait hal ini lebih lanjut. Untuk itu, yuk simak penjelasannya!

Mengapa Islam Melarang Sifat Sombong dan Pamer?

Dalam Islam, sifat sombong dan pamer sangat dihindari. Dalam Al-Quran surah Al-Luqman: 18, Allah SWT berfirman:

وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ​ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ

Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri

Pamer dan sombong cenderung membuat seseorang terobsesi untuk mendapat pengakuan dari orang lain, padahal pengakuan sejati datang dari Allah SWT.

Ketika kita terlalu sibuk dengan harta atau pencapaian, kita bisa saja lupa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengabaikan nilai yang lebih berarti.

Dampak Negatif Flexing terhadap Hubungan Sosial

Tanpa kita sadari, fenomena flexing bisa merusak hubungan sosial. Ketika seseorang terus-menerus pamer kekayaan, orang di sekitarnya bisa saja merasa iri, minder, atau bahkan timbul rasa benci.

Nah, dalam Islam, kita diajarkan untuk menjaga hati dari iri dan dengki terhadap sesama muslim. Rasulullah SAW bersabda:

“Jauhilah oleh kalian hasad (iri), karena hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakar” (HR. Abu Dawud).

Dengan pamer berlebihan, kita juga bisa terlihat angkuh dan tidak ramah, sehingga hubungan dengan orang lain jadi renggang. Islam sangat menjunjung tinggi persaudaraan dan keharmonisan, itulah sebabnya kita dianjurkan untuk rendah hati.

Tips Menghindari Perilaku Flexing dalam Kehidupan Sehari-Hari

Menjauhi perilaku flexing bukan berarti kita harus menutupi seluruh nikmat yang telah diberikan Allah SWT, tapi lebih pada menjaga diri agar tidak berlebihan. Nah, berikut ini beberapa cara yang bisa kita lakukan:

1. Bersyukur dalam Hati

Ketika mendapatkan rezeki, ucapkan syukur kepada Allah SWT dan simpan kebahagiaan itu dalam hati tanpa merasa perlu menunjukkan pada orang lain.

2.Fokus pada Kualitas Amal

Alihkan niat pada amal kebaikan yang dilakukan untuk Allah SWT, bukan demi pengakuan orang. Ini akan membantu kita menghindari sifat pamer dan riya’.

Kesimpulan

Jadi, fenomena flexing bisa mengancam hubungan sosial. Pamer hanya membawa dampak buruk, baik bagi diri sendiri maupun orang di sekitar kita. Namun, dengan menjauhi sifat flexing dan tetap rendah hati, kita bisa menjaga hubungan sosial agar tetap sehat dan harmonis.

Nah, sekian artikel kali ini. Yuk, ikuti informasi seputar Islam lainnya bersama kamu di  Rumah Zakat.

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0