Menjadi orangtua, terutama bagi seorang ibu, adalah peran yang penuh tantangan. Di satu sisi, seorang ibu harus memenuhi kebutuhan anak-anak, sementara di sisi lain ia juga harus mengelola rumah tangga dan berbagai urusan lainnya.
Tidak jarang, ibu merasa cepat marah pada anak, padahal ia sendiri mungkin tidak menginginkannya. Marah pada anak, terutama tanpa alasan yang jelas, tentu bukan hal yang baik dan bisa berdampak negatif pada perkembangan psikologis anak.
Oleh karena itu, penting bagi para ibu untuk memahami faktor-faktor pemicu yang bisa menyebabkan kemarahan tersebut, sekaligus mencari solusinya. Berikut adalah 5 faktor pemicu marah pada anak yang sering dialami oleh para ibu serta solusi yang bisa dilakukan!
1. Lelah, Lapar, Panas, PMS, dan Kurang Tidur
Seorang ibu yang kelelahan, merasa lapar, berada di lingkungan yang panas, atau sedang mengalami sindrom pramenstruasi (PMS), serta kurang tidur, cenderung lebih mudah merasa emosi dan marah. Kondisi fisik yang tidak optimal ini sangat mempengaruhi kestabilan emosi.
Solusinya:
Pastikan ibu mendapatkan istirahat yang cukup dan menjaga asupan makanan yang bergizi. Cobalah untuk memiliki waktu khusus untuk beristirahat, meskipun hanya beberapa menit, untuk mengembalikan energi.
Jika perlu, komunikasikan kebutuhan ini kepada suami agar ia bisa membantu dalam mengelola rumah tangga atau merawat anak-anak selama ibu beristirahat. Selain itu, menjaga suhu lingkungan tetap nyaman dan memperhatikan kesehatan fisik selama PMS sangat penting untuk mencegah kemarahan yang tidak perlu.
2. Kurang Pujian dan Belaian Suami
Kurangnya apresiasi dan perhatian dari suami bisa membuat seorang istri merasa diabaikan dan tidak dihargai, yang pada gilirannya bisa memicu perasaan frustrasi dan kemarahan yang kemudian dilampiaskan pada anak.
Solusinya:
Komunikasi adalah kunci. Jangan ragu untuk menyampaikan perasaan ibu kepada suami. Jelaskan bahwa ibu membutuhkan dukungan emosional, seperti pujian atau perhatian, untuk merasa dihargai. Hubungan yang baik dengan suami akan membuat seorang ibu lebih bahagia dan tenang dalam menjalani peran sebagai ibu. Selain itu, cobalah untuk mengingat momen-momen indah bersama suami dan anak-anak, yang bisa membantu merasa lebih positif dan bersyukur.
Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Tubuh Anak
3. Capek Kerja, Dikejar Setumpuk Deadline
Banyak ibu yang juga harus bekerja di luar rumah dan menghadapi tekanan pekerjaan dengan deadline yang ketat. Beban kerja yang berat ini dapat membuat seorang ibu kelelahan, sehingga lebih mudah marah ketika di rumah.
Solusinya:
Cobalah untuk mengatur waktu dengan baik, termasuk membagi antara pekerjaan dan waktu untuk keluarga. Jika memungkinkan, delegasikan sebagian tugas kepada rekan kerja atau pasangan. Jangan ragu untuk meminta bantuan jika merasa kewalahan.
Selain itu, luangkan waktu untuk relaksasi dan melakukan aktivitas yang ibu sukai agar bisa melepaskan stres sebelum pulang ke rumah. Dengan manajemen waktu yang baik, ibu bisa lebih tenang dan fokus pada anak tanpa terbawa emosi dari pekerjaan.
4. Sedikitnya Ilmu Mendidik Anak
Ketidaktahuan atau kurangnya pengetahuan tentang cara mendidik anak juga bisa menjadi penyebab kemarahan yang tidak terkontrol. Ibu yang tidak tahu bagaimana cara menangani perilaku anak yang menantang mungkin akan merasa frustrasi dan marah.
Solusinya:
Tingkatkan pengetahuan ibu tentang parenting dengan membaca buku, mengikuti seminar, atau berkonsultasi dengan para ahli. Dengan memahami tahap-tahap perkembangan anak dan teknik-teknik pengasuhan yang efektif, ibu akan lebih siap dalam menghadapi berbagai situasi dan tidak mudah terpancing emosi.
Selain itu, bergaul dengan komunitas orangtua lain yang memiliki pengalaman serupa juga bisa memberikan dukungan dan wawasan yang bermanfaat.
Baca Juga: Mengajari Anak Etika Berbicara dan Menghormati Orang yang Lebih Tua
5. Lupa Bahwa Anak adalah Amanah
Kadang-kadang, dalam kesibukan sehari-hari, seorang ibu bisa lupa bahwa anak adalah amanah dari Allah Swt. Ketika pandangan ini terlupakan, ibu bisa melihat anak sebagai beban daripada sebagai anugerah, yang dapat memicu rasa marah.
Solusinya:
Ibu harus banyak bermuhasabah dan ingat untuk apa Allah Swt. menghadirkan buah hati dalam keluarga.
Itulah 5 faktor pemicu seorang ibu mudah marah kepada anaknya. Semoga setelah mengetahui faktor-faktor tersebut para ibu bisa lebih mawas diri dan bisa menjadi ibu yang lebih baik lagi.
Jangan lupa untuk ikut berpartisipasi membantu saudara-saudara kita di Palestina ya. Mereka masih membutuhkan dukungan dan semangat kita karena genosida di Gaza Palestina masih berlangsung hingga hari ini. Sahabat bisa ikut berdonasi melalui Rumah Zakat dengan mengikuti tautan ini.