[:ID]
PURWAKARTA. (27/03) Rumah Zakat kembali menggelar ekpedisi Superquraban di daerah pedalam, dengan menurunkan Relawan Bandung, Rumah Zakat pada sabtu (25/03) bertolak dari Bandung menuju Purwakarta yaitu kampung Karapyak dan Cisalam.Ekpedisi ini pun berlangsung selama 2 hari (25-26 Maret 2017).
Sekilas tentang kampung karapyak, Di kelilingi oleh kawasan industri yang berlimpah sarana dan prasarana, tidak pula terlalu jauh dari Pembangkit Tenaga Listrik, tidak semerta-merta Desa Karapyak kecipratan sarana dan prasarana pula, akses jalan ke desa hampir sama sekali tidak ada, hanya ada galengan sawah yang sempit menuju desa, itu juga harus menyebrangi sungai yang jika musim penghujan air sungai deras dan tinggi, jika sudah musim hujan tiba, anak-anak tidak bersekolah karena akses keluar kampung tertutup dan setiap harinya jam 5 pagi anak anak harus berjalan kaki ke sekolah tanpa menggunakan alas kaki karna jalanan yang berlumpur , padahal desa ini tidak terlalu jauh dari jalan Industri yang besar dan ramai lalu lintasnya, berjarak sekitar 4 km dari jalan raya.
Begitu juga listrik, walau hanya berjarak beberapa kilometer dari bendungan Jatiluhur, desa ini sama sekali belum pernah merasakan terangnya lampu dari listrik negara, penerangan hanya dengan lampu tenaga solar Panel surya yg hanya bisa menerangi satu lampu Led.
“Berada di dalam desa Karapyak seakan kita berada jauh dari peradaban, benar-benar terisolir sedangkan tidak lebih dari 2 kilo meter dari desa, pembangunan pabrik dan kawasan industri sedang gencar di laksanankan” Ungkap Nur Latifah, Koordinator Relawan Bandung
Sawah, kebun pisang dan beternak menjadi mata pencaharian utama masyarakat desa, di sebelah utara desa terlihat tanah tandus yang luas akibat sisa penggalian tanah yang merusak keindahan desa, entah mengapa penggalian yang merusak lingkungan itu di perbolehkan beroperasi di lahan produktif persawahan dan perkebunan. Penggalian ini juga membuat akses ke kp Cisalam dari sebelah utara terputus karena parahnya kerusakan tanah yang berubah menjadi kubangan-kubangan lumpur yang mustahil di lalui kendaraan di musin hujan. Tak hanya itu kondisi sanitasi MCK pun sangat jauh dari kata sehat dan layak, untuk sumber air bersih warga hanya mengadalkan Sumur yang airnya juga kurang layak konsumsi.
“Kondisi inilah yang menggerakan Relawan Rumah Zakat Bandung untuk melakukan ekpedisi Superqurban. Para Relawan sampai ke lokasi Pada pukul 12.30 Wib, dengan medan jalan kaki ke lokasi karena tidak ada akses untuk Roda Empat, mobil disimpan di titik lokasi terakhir sebelum Sawah” Lanjut Latifah.
Adapun agenda yang dilakukan di lokasi ekpedisi Superqurban kali ini adalah Penyaluran 600 kornet Superqurban kepada warga Kp Karapyak dan Kp Cisalam, lomba masak antar ibu-ibu yang diikuti oleh 4 kelompok dan pemberian 30 snack dan 30 paket alat tulis kepada anak – anak di desa tersebut. Selain itu para relawan juga menyempatkan untuk bermain dengan anak-anak.
Warga di kampung karapyak dan kampung cisalam menyambut baik kedatangan Relawan Rumah Zakat, telihat para warga sangat antusias dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan. “Warga nampak antusias mengikuti setiap acara yang kita buat, Semoga kedepannya kampung karapyak dan kampung cisalam mendapatkan listrik dari pemerintah” Ujar Nurlatifah.
Newsroom/ Lailatul Istikhomah
Purwakarta
[:en]
PURWAKARTA. (3.27) Rumah Zakat held Superquraban expedition in Purwakarta, by deploying Volunteer of Bandung, Rumah Zakat on Saturday (25/03) departed from Bandung to Purwakarta, Karapyak village and Cisalam village. The expedition was held for 2 days (March 25- 26, 2017).
Village Karapyak Surrounded by the industrial area with abundant facilities and infrastructure, nor too far from the Power Plant, but not automatically Karapyak Village sprayed facilities and infrastructure as well, the access road to the village is almost completely absent, there is only narrow road surround by rice filed toward the village, it also had to cross a river that in the rainy season the river water swift and high, if it is the rainy season, children do not go to school because of access to village exit is closed and every day at 5 in the morning the children had to walk to school barefoot because the streets were muddy, but the village is not too far from the industry big and bustling traffic, is about 4 km from the highway.
So is electricity, although only a few kilometers from the Jatiluhur dam, the village had never felt the bright lights of the country’s electricity, lighting only with solar powered lights solar panels that can only illuminate one LED lamp.
“Being in the village Karapyak as though we are far away from civilization, completely isolated, while no more than 2 kilometers from the village, the construction of factories and industrial areas being heavily in laksanankan” Reveal Nur Latifah, Volunteer Coordinator Bandung
Rice paddies, banana fields and raise the cattle are the main livelihood of rural communities, in the north of the village seen vast barren land due to residual soil excavation spoil the beauty of the village, it should be wondered why damaging the environment is allowed in the productive land of rice fields and plantations. Excavations have also made access to kp Cisalam from the north cut off because of the severity of damage land turned into pools of mud that is impossible in through the vehicle in the rainy season. Not only that the sanitary conditions is very far from healthy and viable, and for clean water source residents only depend on the wall in which the water is also less suitable for consumption.
“These conditions are moving Volunteer of Rumah Zakat Bandung to held Superqurban expedition. Volunteers arrived at location at 12:30 pm, the volunteers went on foot to the site because there is no access for Four Wheel, the car is stored at the point of final location before the rice filed ” Latifah Continued.
The agenda is carried out at the site of Superqurban expedition this time was distribution of 600 Superqurban corned meat to citizens Karapyak and Cisalam village, cooking competition among the mothers followed by four groups and 30 snacks and 30 packages of stationery for children in the village, Besides that the volunteers also took time to play with children.
Residents in Karapyak and cisalam villages welcomed the arrival of Rumah Zakat volunteers, seemingly the residents are very enthusiastic about the various activities carried out. “The people seemed enthusiastic following every event that we made, I hope in the future Karapyak and cisalam villages could get electricity from the government” said Nurlatifah.
Newsroom/ Lailatul Istikhomah
Purwakarta
[:]