[:ID]PONTIANAK. Desa Temajuk, desa terujung yang berbatasan langsung dengan Malaysia adalah detinasi Ekpedisi Superqurban kali ini. Tim Expedisi menempuh jarak kurang dari 325KM dari kota Pontianak. Dalam perjalanan selama 12 jam tanah kuning rusak dan berlubang menjadi bagian dari perjalanan Tim Ekspedisi menuju desa temajuk selain itu Tim Expedisi harus menyebrangi dua sungai.
“Menjadi perjalanan luar biasa bagi Tim Ekspedisi tahun 2018 ini. Selain medan perjalanan yang berat. Jarak tempuh dan jarak penyebrangan sungai menjadi bagian yang tidak terpisahkan di perjalanan menuju wilayah desa temajuk,” ujar Asrul Putra Nanda, Tim Ekpedisi Superqurban.
Selama 3 hari (9 – 11 Februri) Di Desa Temajuk, Tim Ekpedisi mendistribusikan Superqurban dan bantuan sembako ke 3 dusun yaitu dusun Camar Bulan yang langsung berposisi di pesisir pantai, dusun Lumudin dan Dusun Sampadan yang hanya berjarak 100 meter dari batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia.
“Kami membawa 500 Kornet Superqurban, sembako dan makanan tambahan untuk anak – anak, tujuannya adalah untuk membantu masyarakat di perbatasan” tambah Asrul
Desa Temajuk mayoritas warganya sangat harus dibantu dan rata – rata tidak mampu, rumah – rumah warganya masih terbuat dari kayu, matapencaharian pun rata – rata sebagai petani, salah satunya adalah bapak Amir. Bapak Amir adalah salah satu warga Desa Temajuk, ia tinggal di rumah kayu sederhana bersama istri dan 4 anaknya, sehari – hari pun ia hanya bekerja sebagai buruh, oleh karena itu ia dan keluarganya jarang makan makanan yang enak apalagi daging. Maka ketika Tim Ekpedisi menyambangi kediamnnya untuk membagikan Kornet dan Sembako Bapak Amir terlihat senang.
“Terimakasih Rumah Zakat,” katanya senang.
“Dengan Ekpedisi ini, lebih banyak masyarakat, terutama masyarakat perbatasan dan pelosok wilayah yang bisa merasakan daging sapi dan kambing Qurban. apalangi Superqurban ini bisa di distribusikan sepanjang tahun mengingat masih banyak masyarakat yang perlu dibantu dalam masalah pangan” ujar Asrul.
Newsroom / Lailatul Istikhomah
Pontianak[:en]PONTIANAK. Temajuk Village, the ultimate village directly adjacent to Malaysia is the current Superqurban Expedition. Expedition team traveled 325KM from the city of Pontianak. In the journey of 12 hours the damaged yellow ground and the potholes became part of the Expedition Team’s journey to reach Temajuk Village besides the Expedition Team had to cross two rivers.
“It’s been a great trip for the Expedition Team in 2018. In addition to heavy travel terrain, the distance and distance of river crossing become an integral part of the journey to Ttemajuk Village, “said Asrul Putra Nanda, Superqurban Expedition Team.
For 3 days (9 – 10 February) In Temajuk Village, the Expedition Team distributed Superqurban and basic food aid to 3 hamlets, Camar Bulan hamlet which directly positioned on the coast, Lumudin and Sampadan hamlets only 100 meters from the boundary between Indonesia and Malaysia.
“We bring 500 Kornet Superqurban, groceries and supplementary food for children, the goal is to help people at the border” added Asrul
Temajuk village majority of its citizens must be assisted and underprivilleged, the houses are still made of wood, livelihood was average as a farmer, one of which is Mr. Amir. Mr. Amir is one of Temajuk Village, he lives in a simple wooden house with his wife and 4 children, everyday he only works as a laborer, therefore he and his family rarely eat good food let alone meat. So when the Expedition Team visited his residence to distribute Superqurban corned beef and staple food Mr. Amir look happy.
“Thank you Rumah Zakat,” he said pleased.
“With this Expedition, more people, especially the border community and remote areas can feel the Qurbani meat. Moreover this Superqurban can be distributed throughout the year considering there are still many people who need to be assisted in food problems “said Asrul.
Newsroom / Lailatul Istikhomah
Pontianak[:]