Manusia memang tidak luput dari dosa. Tidak seperti malaikat yang selalu taat kepada Allah Swt. dan tidak pernah ingkar terhadap perintah-Nya, manusia bisa saja tergelincir dalam dosa. Hal itu karena manusia berada dalam posisi “tengah” yang bisa saja bertakwa dan berdosa.
Meskipun manusia tidak luput dari yang namanya dosa. Namun, manusia tidak boleh menyepelekan perihal dosa. Pasalnya, jika dosa dianggap sepele, maka tahu-tahu dosa akan menggunung. Padahal, ajal tidak ada yang tahu kapan datangnya.
Membicarakan dosa, dosa adalah tindakan yang melanggar perintah Allah Swt. dan melanggar aturan agama Islam. Setiap dosa yang dilakukan, baik kecil maupun besar, memiliki dampak yang mempengaruhi hubungan seorang hamba dengan Rabbnya.
Namun, apa yang terjadi ketika dosa seseorang telah menggunung, dan tidak ada upaya untuk bertaubat atau kembali ke jalan yang benar? Temukan jawabannya dalam tulisan ini!
1. Hati Menjadi Keras dan Sulit Menerima Kebenaran
Ketika dosa semakin menumpuk, hati seseorang akan menjadi keras. Hati yang dulunya lembut dan mudah menerima nasihat serta kebenaran, berubah menjadi hati yang sulit menerima cahaya kebenaran. Rasulullah saw. bersabda:
“Sesungguhnya, jika seorang hamba melakukan dosa, maka akan muncul noktah hitam di hatinya. Jika ia bertaubat, noktah itu akan dihapuskan. Namun jika ia terus melakukan dosa, noktah hitam itu akan bertambah hingga menutupi hatinya.” (H.R. Tirmidzi).
Hati yang tertutup oleh dosa akan menjadi sulit untuk merasakan keindahan iman dan sulit untuk menerima peringatan serta nasihat.
2. Kehilangan Rasa Tenang dan Damai
Orang yang hidup dalam tumpukan dosa biasanya akan merasakan kegelisahan yang terus-menerus. Dosa-dosa tersebut seperti beban berat yang menekan hati dan pikiran. Ketika seseorang tidak berusaha untuk bertaubat, beban itu akan semakin berat, menyebabkan hilangnya ketenangan dalam hidup.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:
“Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit.” (Q.S. Thaha: 124).
Kehidupan yang sempit ini bukan hanya tentang kesulitan materi, tapi juga ketidaktenangan jiwa dan hati yang selalu gelisah.
3. Doa Tidak Dikabulkan
Salah satu dampak dari dosa yang menggunung adalah tertolaknya doa. Dosa-dosa yang dibiarkan tanpa penyesalan dan taubat dapat menjadi penghalang antara seorang hamba dengan terkabulnya doa-doanya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. menjelaskan:
“Seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya kusut masai dan berdebu, lalu ia menadahkan tangannya ke langit seraya berkata, ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku,’ sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?” (H.R. Muslim).
Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa dosa-dosa yang dilakukan tanpa upaya bertaubat dapat menghalangi terkabulnya doa-doa kita.
Baca Juga: 6 Amalan Pembuka Rezeki dalam Islam
4. Amal Saleh Tidak Diterima
Dosa yang tidak segera dihapus dengan taubat juga dapat mempengaruhi amal kebaikan yang dilakukan. Ketika dosa terus menumpuk, amal saleh yang kita lakukan bisa jadi tidak bernilai di sisi Allah Swt. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-Maidah: 27).
Taubat adalah bentuk ketakwaan yang menunjukkan kesungguhan seorang hamba untuk kembali kepada Allah dan meninggalkan dosa-dosanya. Tanpa taubat, dosa-dosa tersebut akan menjadi penghalang bagi diterimanya amal baik.
5. Hukuman di Akhirat
Dampak terbesar dari dosa yang menumpuk adalah siksaan di akhirat. Allah Swt. memberikan peringatan kepada manusia tentang siksa yang pedih bagi mereka yang terus-menerus dalam dosa tanpa bertaubat. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang mengikuti jalan yang tidak benar akan mendapatkan tempat yang buruk di akhirat, yaitu neraka.” (Q.S. An-Nisa: 115).
Namun, Allah juga Maha Pengampun. Sebesar apapun dosa yang telah kita lakukan, pintu taubat selalu terbuka. Rasulullah saw. bersabda:
“Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada seseorang yang menemukan kembali unta tunggangannya setelah hilang di padang pasir.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Bagaimana Seharusnya Kita Menyikapi Dosa?
1. Segera Bertaubat
Jangan menunda-nunda taubat. Ketika kita menyadari kesalahan dan dosa, segera minta ampun kepada Allah dan berusaha untuk tidak mengulangi dosa tersebut.
2. Perbanyak Amal Saleh
Perbanyaklah amal saleh sebagai bentuk upaya untuk menebus dosa-dosa yang telah dilakukan. Misalnya dengan sedekah, berzikir, membaca Al-Qur’an, dan membantu sesama.
3. Bergaul dengan Orang Saleh
Berada di lingkungan yang baik akan membantu kita untuk selalu berada di jalan yang lurus dan menjauhi dosa.
Baca Juga: 6 Dosa yang Banyak Diremehkan Remaja Zaman Sekarang
Kesimpulan
Dosa yang menggunung bukanlah akhir dari segalanya. Sebesar apapun dosa yang kita miliki, pintu taubat selalu terbuka lebar. Jangan biarkan dosa-dosa itu menjadi beban yang membuat kita jauh dari Allah Swt. Mari kita berusaha untuk selalu bertaubat, memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. agar mendapatkan ketenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Sahabat, sudahkah berinfak hari ini? Jika belum, yuk segera tunaikan infaknya melalui infak.id dari Rumah Zakat. Rasakan kemudahan dan kepraktisan berinfak melalui infak.id!