[:ID]BANTEN. Dida Setiadi selaku fasilitator Rumah Zakat yang memberdayakan masyarakat desa di Kampung Gunung Taman Desa Labuan, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten. Program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Kang Dida (sapaan akrab), yaitu budidaya cabai.
Cabai merupakan komoditas hortikultura (budidaya tanaman kebun) yang paling dikenal dan dibutuhkan masyarakat. Sepanjang tahun permintaan cabai bisa terbilang tinggi. Namun kondisi pasokan cabai sendiri belum bisa stabil dalam setahunnya. Salah satu contohnya terlihat dari adanya lonjakan harga cabai yang hampir terjadi jika musim penghujan tiba. Tanaman cabai memang tergolong tidak tahan terhadap kondisi air yang terlalu tinggi oleh sebab itu pasokan cabai pasti menurun saat musim penghujan tiba.
Budidaya cabai di Desa Labuan merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan. Memanfaatkan lahan seluas 7000 meter milik Pak Sobirin dan Ibu Siti Rodiah, Pak Dida membina mereka untuk menanam cabai. Pembinaan seperti pelatihan, mengolah, dan penyaluran bibit cabai dilakukan mulai dari bulan Maret 2016.
“Alhamdulillah, saat ini baru sampe 550 kg cabe keriting dari panen pertama bulan Desember 2018. Petani memetik 3 hari sekali, sekali petik 70 kg. Selain konsumsi anggota KWT, juga menjadi penghasilan tambahan dengan menjual cabai ke pasar Cilegon. Mudah-mudahan hingga akhir panen bisa mencapai 2 ton cabai,” ungkap Dida.
Newsroom/ Yadi Mulyadi
Banten
[:en]BANTEN. Dida Setiadi as the facilitator of Rumah Zakat, empowers the village community in Labuan village, Mancak District, Serang Regency, Banten. Empowerment program implemented by Mr Dida (greeting familiar), is chili cultivation.
Chili is a horticultural commodity (cultivation of garden crops) that is best known and needed by the community. Throughout the year demand for chili can be fairly high. But the supply conditions of chili itself can not be stable in a year. One example is seen from the spike in the price of chili that almost happens if the rainy season arrives. Chili plants are classified as not resistant to water conditions that are too high therefore supply of chili must decrease during the rainy season arrives.
The cultivation of chillies in Labuan Village is one of the community empowerment programs implemented. Utilizing a 7000 meter area of land owned by Mr. Sobirin and Mrs. Siti Rodiah, Pak Dida encouraged them to grow chili. Coaching such as training, processing, and distribution of chilli seedlings conducted starting from March 2016.
“Alhamdulillah, currently only 550 kg of curly pepper from the first harvest in December 2018. Farmers pick once every 3 days, once picked 70 kg. In addition to the consumption of KWT members, it also becomes an additional income by selling chilies to the Cilegon market. Hopefully until the end of harvest can reach 2 tons of chili, “said Dida.
Newsroom / Yadi Mulyadi
Banten
[:]