DIAM YANG BISA MEMBUAT SESEORANG MASUK NERAKA, PENASARAN?

oleh | Jul 19, 2024 | Inspirasi

Diam tak hanya tak bersuara, tetapi juga diam dalam bersikap
dengan membiarkan sesuatu hal terjadi di sekitarnya. Di dalam Islam, berkata diam
itu memang baik daripada harus berkata-kata kasar, menggosip, memfitnah, atau
membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat.

Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis, ”Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab
diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.”
(H.R. Ahmad).

Namun, rupanya ada jenis diam yang ternyata bisa membuat
seseorang masuk ke dalam neraka. Diam jenis ini adalah diam yang dibenci oleh
Allah Swt. dan Rasulullah saw. Lalu diam seperti apakah yang bisa menjerumuskan
pelakunya ke dalam neraka?

Jawabannya adalah diam ketika kemungkaran terjadi di
sekitarnya. Contohnya, mereka yang diam melihat orang yang tengah berduaan
berpacaran mendekati zina, diam ketika melihat ketidakadilan/kezaliman terjadi di
depan mata.

Perintah untuk Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Mereka yang diam itu sengaja tidak menegur atau mengingatkan
dengan cara yang baik kepada pelaku yang bermaksiat karena misalnya takut,
malu, atau merasa tidak enak. Orang-orang diam inilah yang akan dimasukkan ke
dalam neraka karena keengganannya untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar (menyeru pada kebaikan dan mencegah dari
kemaksiatan). Padahal, Allah Swt. telah menyuruh umat Islam untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar dimana pun ia
berada.

Baca Juga: Bermaksiat Karena Tidak Tahu Apakah Dosa?

“Hendaklah ada di
antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat)
yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (Q.S. Ali Imran: 104).

Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. menjelaskan seputar amar ma’ruf nahi munkar, “Barangsiapa diantara kalian melihat
kemungkaran, maka hendaknya ia menghilangkannya dengan tangannya. Jika Dia
tidak mampu, maka dengan lisannya. Orang yang tidak mampu dengan lisannya, maka
dengan hatinya. Dan dengan hati ini adalah lemah-lemahnya iman.” (H.R.
Muslim).

Artinya, setiap muslim sebenarnya memiliki kesempatan untuk
menyeru pada kebaikan dan mencegah pada kemaksiatan. Bila misalnya situasi
tidak memungkinkan untuk mencegah kemaksiatan dengan tangannya, maka muslim
tersebut masih bisa mencegahnya dengan lisannya. Bila masih tidak mampu dengan
lisannya, ia masih bisa dengan hatinya melalui doa dan pengakuan bahwa apa yang
dikerjakan orang tersebut merupakan bentuk maksiat serta bertentangan dengan
hukum Allah Swt.

Balasan Apabila Diam
Ketika Melihat Kemaksiatan

Berhati-hatilah bagi orang yang diam melihat kemaksiatan,
terlebih jika yang diam itu adalah orang yang saleh atau setidaknya paham
terhadap agama. Pasalnya, ada balasan yang menyeramkan yang akan ditimpakan
Allah Swt, kepadanya.

Imam Abu Ali Ad Daqqooq An Naisaburi Asy Syafi’i pernah berkata,
“Orang yang berdiam diri dari (menyampaikan)
kebenaran, maka ia adalah setan Akhros (yakni setan yang bisu dari jenis
manusia). Dan orang yang menyampaikan kebatilan ia adalah setan yang berbicara.”
(Disebutkan oleh Imam An-Nawawi di dalam Syarah Sahih Muslim).

Baca Juga: Hati-Hati! Malas dan Maksiat Awal Menuju Petaka

Dengan tidak diam melihat kemaksiatan, kemungkaran,
kezaliman, atau ketidakadilan, maka sejatinya kita sedang menghindarkan diri
dari azab Allah Swt. baik azab di dunia atau di akhirat. Hal tersebut termaktub
dalam firman-Nya berikut ini:

“Dan (ingatlah) ketika
suatu umat di antara mereka berkata, ‘Mengapa kalian menasihati kaum yang Allah
akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?’
Mereka menjawab, ‘Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada
Rabb kalian dan supaya mereka bertakwa.’ Maka tatkala mereka melupakan apa yang
diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari
perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang
keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Maka tatkala mereka bersikap
sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya. Kami katakan
kepadanya, Jadilah kalian kera yang hina.” (Q.S. Al-A’raf: 164-166).

Sahabat, mari jadikan infak sebagai kebiasaan baik
sehari-hari. Sahabat bisa berinfak melalui infak.id dari Rumah Zakat. Dengan
berinfak melalui infak.id, Sahabat sudah bisa berinfak dengan nominal minimal
1.000 rupiah. Yuk dicoba!

 

 

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0