[:ID]
BANDUNG. Saat ini angka buta huruf Al Quran di Indonesia melebihi angka kemiskinan. Pada tahun 2016 angka kemiskinan indonesia mencapai 11%, sementara buta huruf Al Quran mencapai angka 60%. (Sumber : Republika)
Potret keadaan masyarakat yang cukup memprihatinkan, miris rasanya sebagai seorang beragama Islam di negara yang mayoritas muslim. Artinya masyarakat di indonesia hanya 40% saja yang bisa membaca Al Quran.
Melihat kondisi masyarakat yang semakin jauh dengan Al Quran, Rumah Wakaf Indonesia (RWI) bersama RZ menginisiasi program Desa Quran yang merupakan bagian dari gerakan pemberantasan buta huruf Al Quran. Atas kepedulian RWI, hingga kini Desa Quran yang terbina sudah mencapai 15 wilayah. Salah satu desa yang terbina berada di wilayah Ineihiang, Tasikmalaya.
Dai yang senantiasa mengajar dan membina Desa Quran bernama ustadz Egis, beliau dengan semangat mengajarkan masyarkat dan siswa siswi untuk bisa belajar Al Quran. Lebih dari 250 binaan yang kini bisa membaca Al Quran dengan baik. Selain kegiatan belajar mengajar Al Quran, di sana diajarkan juga mengenai isi dari pada Al Quran (Kajian tafsir), Mukim Al Quran dan tahfidz. Selain orang dewasa, banyak dari pesertanya adalah anak-anak.
“Jika indonesia memiliki 81.253 Desa, maka perlu 8.000 Dai yang harus di persiapkan seperti halnya Desa Quran Tasikmalaya. Maka bisa dibayangkan jika indonesia memiliki para yang mengajarkan Al Quran kepada masyarakat, maka impian indonesia 0% buta huruf Al Quran bukan sebatas wacana, namun benar benar terwujud.” tutur Soleh Hidayat, direktur Rumah Wakaf Indonesia, (19/01).
Dengan dukungan dan donasi dari masyarakat, semoga program Desa Quran memberikan solusi untuk memberantas buta huruf Al Quran.
Newsroom/Aney
Bandung[:]
