Jika Anda memulai bisnis saat ini, atau mulai terpikir untuk membangun kekuatan merek, dan memilih media digital, masih tersisakah ruang di jagat internet? Masih tersediakah celah di lebih dari 3 Milyar pengguna media sosial? Seberapa menarik produk Anda untuk dilirik 1,5 Milyar pengguna Facebook, 1 Milyar lebih pengguna Google, 300 juta pengguna Instagram, 280 juta pengguna Twitter, sekitar 30 juta pengguna Path, belum lagi Pinterest dan sekitar 1 Milyar website aktif di muka bumi? (sumber : internetlivestat.com, nymag.com, jeffbullas.com)
Mengapa kita membicarakan total jumlah pengguna media sosial dan internet seluruh dunia? Karena mustahil membagi pasar saat ini menggunakan batas geografis. Jadi tak lagi relevan menggunakan indikator dan batasan negara. Pedagang pompa air online di Indonesia melayani pasar Filipina. Orang Indonesia beli lukisan di Afrika Selatan. Pesanan tas etnis dari Mataram laku keras di Vancouver, Kanada, melalui medium online. Diulang pertanyaannya : apakah masih tersedia peluang?
Di media sosial, 63% pengikut & pengunjung kanal yang Anda sediakan adalah pengguna produk. Mereka ingin terus terhubung dengan produsennya. Kalau konstituen memilih Anda dalam sebuah pencalonan politik, mereka ingin terus ‘konek’ dan didengar aspirasinya. Artinya apa? Artinya (1) Basis pasar offline-nya harus terbentuk, (2) Ada integrasi antara upaya online dan offline marketing dan (3) Hadirlah di internet sebagai manusia yang berdialog, be a human.
Itu langkah untuk memperkuat connectivity. Menjadi partner yang sangat dekat dengan pelanggan sangat mungkin menggunakan teknologi. Ini yang sering orang lupakan. Sekali muncul dan pasar terbangun, customer retention tidak dilakukan. Lalu, jika baru mengawali dan ingin terlihat, langkah apa yang harus dilakukan? Dalam uraian pendek, inilah yang diperlukan :
1) Uniqueness. Artinya berbeda dan unik dalam model bisnis, dalam pemilihan produk, dalam layanan, dalam landing page, dalam konten, dalam berpromosi. Diferensiasi ini ilmu dasar dalam bisnis yang tak pernah berubah apapun platformnya.
2) Start locally. Hampir semua startup sukses karena berhasil menemukan potensi lokal yang kemudian dikomersialkan. Setelah basis konsumen kuat, baru dengan kekuatan finansial tambahan dan skala bisnis diperbesar, ia go global (Startup Istanbul, 2014)
3) Focus. Unit online marketing di dalam organisasi harus dibentuk. Diberi tugas yang jelas dan target yang spesifik sesuai awareness dan signification yang ingin diraih. Meski masih terus mencari bentuk bakunya, banyak organisasi saat ini sudah punya dedicated digital marketing director dan digital strategist. Bagaimana dengan organisasi Anda?