MEDAN. Nasril adalah panggilan akrab yang biasa disapa masyarakat yang berinteraksi dengannya, pekerjaan sehari-harinya sebelum berdagang, ia adalah pencari barang bekas. Setiap harinya pekerjaan yang mulai ditekuninya sejak tahun 2005 itu, menggunakan becak barang berkeliling sebagai kendaraan operasionalnya dari satu gang ke gang yang lain.
Saat ini mencari barang bekas begitu sulit, karena tidak setiap hari ada orang yang menjual barang bekas. Selain mencari barang bekas, ia juga aktif memberikan bantuan berupa mendirikan tenda yang dimiliki oleh perkumpulan masyarakat Serikat Tolong Menolong, saat ada pesta ataupun musibah/duka. Tidak banyak yang bisa ia peroleh dari aktivitasnya itu dengan penghasilan Rp30 ribu hingga Rp50 ribu rupiah.
Dengan penghasilan yang tidak menentu itu, membuat Nasril mulai mencari solusi atas beban kehidupan yang ditanggungnya saat ini, yaitu dengan 3 orang anak diantaranya 2 orang anaknya sedang duduk dibangku SMP dan seorang lagi masih di bangku SD. Berkat bekal keterampilan mengolah kue pancung, akhirnya ia merubah haluan menjadi seorang pedagang kue pancung dengan harapan profesi ini akan mampu menjadikannnya lebih baik. Micro Business Officer Medan Denai Sapril melihat kemauan yang sangat besar dari Nasril untuk mengubah hidupnya menjadi mandiri, akhirnya dia memutuskan untuk membantu memberikan sarana usaha seperti becak dan lemari kaca untuk berjualan, serta modal awal untuk memulai peruntungannya.
“Alhamdulillah dengan bantuan dari Rumah Zakat, saya merasa sangat terbantu sekali hingga sekarang dapat berjualan dari yang tidak ada sekarang menjadi ada,” ujar Nasril. Saya berdagang berkeliling ke sekolah-sekolah, menyusuri setiap gang dan jalan, sahutnya bersemangat. Kini ia sudah dapat mengantongi keuntungan Rp80 ribu hingga Rp100 ribu rupiah setiap harinya.***
Newsroom/Budi Syahputra
Medan