Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang orangtua merasa lelah dan emosi hingga tanpa sadar membentak anak-anak mereka. Meski terlihat seperti cara yang cepat untuk menegur atau mendisiplinkan, membentak anak sebenarnya bisa memberikan dampak yang sangat buruk pada perkembangan psikologis dan emosional anak.
Padahal, dalam ajaran Islam Rasulullah saw. telah memberikan contoh bagaimana mendidik anak dengan kasih sayang dan kelembutan. Berikut ini beberapa dampak negatif dari sering membentak anak yang perlu diwaspadai!
1. Tumbuh Menjadi Pribadi yang Pemarah
Anak yang sering dibentak akan cenderung meniru perilaku orangtuanya. Secara tidak langsung, mereka belajar bahwa kemarahan adalah cara yang sah untuk mengekspresikan emosi. Anak yang terus-menerus dihadapkan pada bentakan bisa tumbuh menjadi pribadi yang mudah marah dan tidak mampu mengendalikan emosinya.
Dalam Islam, kita diajarkan untuk menahan marah dan bersikap lembut. Sebagaimana dalam hadis Nabi Muhammad saw., “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang dapat menahan amarahnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
2. Anak Cenderung Menutup Diri
Bentakan yang terus-menerus membuat anak merasa tidak dihargai, hingga pada akhirnya mereka memilih untuk menutup diri. Mereka merasa bahwa apapun yang dilakukan tidak akan memuaskan orangtua, sehingga lebih baik berdiam diri.
Hal ini membuat komunikasi menjadi tidak lancar dan pada akhirnya anak akan semakin jauh dari orangtua. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an, “Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, ‘Ucapkanlah kata-kata yang baik (benar).’ Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.” (Q.S. Al-Isra: 53).
3. Tidak Percaya Diri
Bentakan membuat anak merasa tidak mampu dan tidak berharga. Ketika seorang anak sering dimarahi atau dibentak, ia mulai meragukan kemampuan dirinya sendiri. Rasa tidak percaya diri ini akan terbawa hingga dewasa, membuat anak merasa ragu dalam melakukan banyak hal.
Dalam Islam, orangtua dituntut untuk memberikan dukungan dan dorongan kepada anak-anaknya agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan percaya diri. Rasulullah saw. selalu memperlakukan anak-anak dengan penuh kasih sayang dan penghargaan untuk membangun rasa percaya diri mereka.
Baca Juga: 4 Tips Melancarkan Rezeki
4. Anak Tidak Mau Mencoba Melakukan Hal Baru
Anak yang sering dibentak akan merasa takut melakukan kesalahan. Mereka menjadi ragu untuk mencoba hal-hal baru karena takut akan konsekuensi yang mereka hadapi, yaitu bentakan atau kemarahan orangtua.
Akibatnya, anak menjadi pasif dan kurang kreatif. Padahal, Islam mendorong umatnya untuk terus belajar dan mencari ilmu, sebagaimana sabda Nabi saw., “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat.” Jika anak takut mencoba, bagaimana mereka bisa belajar dan berkembang?
5. Kehilangan Rasa Percaya kepada Orangtua
Salah satu dampak paling serius dari seringnya anak dibentak adalah hilangnya rasa percaya kepada orang tua adalah anak merasa bahwa orangtua tidak lagi menjadi tempat yang aman untuk berbagi cerita dan perasaan.
Ini berbahaya, karena dalam Islam, hubungan antara anak dan orangtua haruslah dipenuhi dengan kasih sayang dan kepercayaan. Firman Allah Swt. dalam Q.S. Luqman ayat 14, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya …” Namun, jika rasa percaya sudah hilang, akan sangat sulit bagi orangtua untuk kembali membangun ikatan yang kuat dengan anak.
6. Sulit Menjadi Pendengar yang Baik
Anak yang terbiasa dibentak cenderung mengalami kesulitan dalam mendengarkan orang lain. Mereka tidak terbiasa berkomunikasi dengan baik karena lebih sering mendengar bentakan daripada kata-kata nasihat yang lembut.
Padahal, dalam Islam, menjadi pendengar yang baik adalah salah satu akhlak yang dianjurkan. Nabi saw. selalu mendengarkan dengan penuh perhatian ketika seseorang berbicara kepadanya, tanpa memotong atau membentak.
Baca Juga: 3 Waktu Membaca Ayat Kursi Menurut Sunah Nabi
7. Depresi
Dalam jangka panjang, bentakan yang terus-menerus dapat menyebabkan anak mengalami depresi. Anak yang merasa tidak dihargai, tidak diperhatikan, dan selalu dimarahi akan merasa putus asa dan tidak berguna.
Kondisi ini bisa berkembang menjadi depresi yang berbahaya bagi kesehatannya, baik secara fisik maupun mental. Dalam Islam, kita dianjurkan untuk menjaga kesejahteraan jiwa dan raga. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an, “Janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. An-Nisa: 29).
Kesimpulan
Sebagai orangtua, kita harus berhati-hati dalam mendidik anak. Mendidik dengan bentakan hanya akan membawa banyak dampak buruk pada perkembangan anak, baik secara psikologis maupun spiritual. Dalam Islam, anak adalah amanah dari Allah Swt. yang harus dipelihara dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.
Membangun hubungan yang baik dengan anak adalah cara terbaik untuk mendidik mereka agar tumbuh menjadi pribadi yang baik, percaya diri, dan berakhlak mulia. Rasulullah saw. adalah contoh terbaik dalam mendidik anak-anak dengan penuh cinta dan kesabaran.
Rumah Zakat merupakan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) milik masyarakat Indonesia. Sahabat bisa menunaikan zakat penghasilannya melalui Rumah Zakat apabila telah mencapai nishab dan haul. Klik di sini untuk mulai berzakat.