Sahabat, mencari guru untuk menimba ilmu adalah langkah penting dalam perjalanan seorang muslim menuju pemahaman yang benar tentang agama. Rasulullah saw. mengajarkan bahwa ilmu adalah cahaya, dan tidak semua orang layak dijadikan sumber untuk mendapatkan cahaya tersebut.
Imam Malik rahimahullah, salah satu ulama besar dalam Islam, pernah mengingatkan kita tentang siapa saja yang tidak pantas dijadikan guru. Dalam kitab At-Tamhid karya Ibnu Abdil Barr, beliau menyebutkan ada empat golongan yang tidak boleh dijadikan guru. Apa sajakah ciri-cirinya? Ini dia!
1. Orang Bodoh yang Nyata Kebodohannya
Ilmu agama membutuhkan dasar pengetahuan yang kuat dan pemahaman yang mendalam. Seorang guru yang tidak memiliki ilmu yang memadai akan berisiko menyampaikan pemahaman yang keliru. Jangan sampai kita belajar dari orang yang hanya mengandalkan opini tanpa dalil atau yang tidak memiliki kemampuan memahami Al-Qur’an dan hadis dengan baik.
2. Shahibu Hawa’ (Ahlul Bid’ah) yang Mengajak Mengikuti Hawa Nafsunya
Orang yang mengikuti hawa nafsunya dan menyimpang dari ajaran yang benar dapat memengaruhi murid-muridnya dengan pandangan yang bertentangan dengan ajaran Rasulullah saw. Belajar dari guru semacam ini dapat menjerumuskan kita pada praktik-praktik bid’ah yang dilarang dalam Islam.
Baca Juga: Apakah Harta Warisan Wajib Dizakati?
3. Orang yang Dikenal Dustanya dalam Pembicaraannya dengan Manusia
Kejujuran adalah syarat mutlak bagi seorang guru. Jika seseorang sering berdusta dalam hal-hal duniawi, bagaimana mungkin kita dapat mempercayainya dalam menyampaikan ilmu agama? Meski ia tidak pernah berdusta atas nama Rasulullah saw., kebiasaan berdusta menunjukkan akhlak yang tidak pantas dimiliki seorang guru.
4. Orang yang Saleh Namun Tidak Memahami Ilmu yang Disampaikannya
Kesalehan seseorang tidak selalu diiringi dengan pemahaman yang mendalam tentang ilmu agama. Guru yang tidak memahami hadis atau ajaran yang dia sampaikan berisiko menyebarkan kekeliruan meskipun niatnya baik. Dalam hal ini, penting untuk memilih guru yang tidak hanya saleh tetapi juga memiliki ilmu yang mendalam dan bisa dipertanggungjawabkan.
Lalu Bagaimana Memilih Guru yang Tepat?
Sahabat, berikut beberapa kiat yang bisa kita lakukan untuk memilih guru agama yang tepat, yakni:
1. Pilihlah guru yang memiliki ilmu agama yang mendalam, terbukti dari sanad keilmuannya dan pengakuan ulama lain.
2. Pastikan ia pun memiliki akhlak mulia, jujur, dan mampu memberikan teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
3. Guru yang baik akan menyampaikan ilmu dengan dalil dari Al-Qur’an, hadis, serta pemahaman para ulama.
4. Hindari guru yang suka menimbulkan perpecahan, mengutamakan hawa nafsu, atau menyampaikan hal-hal tanpa dasar yang jelas.
Sahabat, menimba ilmu dari guru yang tepat adalah salah satu cara untuk menjaga diri kita dari pemahaman yang menyimpang. Semoga Allah Swt. pun memudahkan kita dalam mendapatkan ilmu agama yang bermanfaat dan guru yang dapat membimbing kita menuju jalan yang diridai-Nya.
Baca Juga: Bagaimana Zakat Memerdekakan Jiwa?
Tunaikan Zakat di Rumah Zakat
Untuk melengkapi ikhtiar kita dalam beribadah, jangan lupa menunaikan zakat akhir tahun melalui Rumah Zakat. Dengan menunaikan zakat, kita membersihkan harta sekaligus membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Jadilah bagian dari kebahagiaan mereka dan raih keberkahan harta kita.
Klik di sini untuk mulai menunaikan zakat mal di akhir tahun.