Momentum Agustus biasanya identik dengan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia. Di bulan ini ada satu tanggal yang sangat bersejarah bagi
Indonesia. Ya, tanggal 17 Agustus. Di tanggal inilah Ir. Soekarno dan. Moh.
Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.
Tak heran melalui momentum Agustus ini membuat semangat
nasionalisme dan cinta tanah air bangsa Indonesia kian bergemuruh. Banyak kegiatan
yang bertemakan perjuangan diadakan untuk mengenang bagaimana pengorbanan para
pahlawan merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan para penjajah.
Al-Jurjani dalam kitabnya Al-Ta’rifat mendefinisikan tanah
air dengan al-wathan al-ashli. Artinya,
tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya. (Ali
Al-Jurjani, Al-Ta’rifat, Beirut, Dar Al-Kitab Al-Arabi, 1405 H, halaman 327).
Lantas, bagaimana dengan Islam? Apakah Islam mengajarkan
cinta terhadap tanah air?
Baca Juga: Menjaga Pandangan Merupakan Ciri Muslim yang Baik
Cinta Tanah Air
Dicontohkan Rasulullah saw.
Tahukah Sahabat, sebenarnya cinta terhadap tanah air ini
merupakan salah satu bentuk dari syariat Islam? Bahkan, Rasulullah saw. pun
cinta terhadap tanah airnya. Di sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi, bahwa Rasulullah saw. rupanya sangat mencintai tanah kelahirannya,
Kota Mekah.
Diriwayatkan dari Ibnu
‘Abbas, dia berkata, “Rasulullah saw. bersabda kepada Kota Mekah, ‘Sungguh
dirimu (Kota Mekah) negeri yang amat indah, dan paling aku cintai, jikalau
masyarakat Mekah tidak mengusirku, niscaya aku tidak akan tinggal di tempat
lain selain dirimu (Kota Mekah).’” (H.R. Tirmidzi).
Tak hanya Kota Mekah, Rasul saw. pun mencintai Kota Madinah.
Di kota inilah Rasulullah saw. sukses berdakwah dan tinggal selama 10 tahun
lamanya.
Dari Anas r.a.
berkata, “Bahwa Nabi saw. apabila pulang dari bepergian dan melihat dataran
tinggi Kota Madinah, Beliau mempercepat jalan unta Beliau dan bila menunggang
hewan lain Beliau memacunya karena kecintaannya (kepada Madinah).” (H.R.
Bukhari).
Dua hadits di atas sudah bisa menjadi contoh bahwa
Rasulullah saw. sang Nabi terakhir pun sangat cinta terhadap tanah airnya. Jika
Rasulullah saw. mencintai tanah airnya, mengapa kita tidak? Tentulah apa yang
dilakukan oleh Rasulullah saw. bisa menjadi contoh bagi kita dalam mencintai
Indonesia.
Baca Juga: Beginilah Seharusnya Muslim Berpakaian
Para Ulama Cinta
Terhadap Tanah Air Indonesia
Sahabat, ulama-ulama kita pun sangat mencintai negeri ini. Perjuangan
dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah bahkan banyak
diinisiasi dari para ulama.
Konon Hadlratusy Syekh KH Hasyim Asy’ari pendiri Nahdlatul
Ulama (NU) menyerukan ungkapan hubbul
wathan minal iman (cinta tanah air merupakan manifestasi dari keimanan). Seruan
tersebut lalu digelorakan oleh para kiai, ajengan, tuan guru, dan para ulama
seluruh nusantara.
Selain itu, ada juga K.H. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah
yang bergerak dalam aspek budaya, sosial, dan pendidikan sebagai bentuk
perjuangan dan cinta terhadap tanah air Indonesia.
Kemudian ada Kyai Haji Zainal Arifin, seorang panglima dari
Hisbullah dan pejuang kemerdekaan. Beliau sangat gigih meraih kemerdekaan
Indonesia dan menolak bekerjasama dengan penjajah Jepang.
Dan masih banyak lagi para ulama yang terlibat aktif
berjuang menciptakan kehidupan rakyat yang lebih baik dan sejahtera sebagai
bentuk cinta terhadap tanah air Indonesia.
Syekh Muhammad Ali dalam kitab Dalilul Falihin mengatakan, “Cinta
tanah air itu sebagian dari iman.” Jadi, mari kita cintai negeri Indonesia ini
sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt. dan bentuk meneladani Rasulullah Saw.
Tentunya sikap nyata yang bisa kita lakukan adalah menjadi warga negara yang
baik dan turut membangun kesejahteraan serta kemajuan negeri ini sesuai dengan
yang Allah Swt. inginkan.