[:ID]Kisah kepahlawanan relawan yang kerap dilekatkan pada laki-laki ternyata tidak sepenuhnya benar. Wanita pun ikut terlibat dalam kisah-kisah heroik kerelawanan di Indonesia. Salah satunya perempuan asal Binjai, Sumatera Utara ini. Rudang Mayang Sari Manik atau sering disapa Ru oleh rekan-rekannya.
Mahasiswi Pascasarjana di USU ini seketika langsung jatuh cinta pada dunia kerelawanan saat ia turun di aksi pertamanya pada bencana letusan gunung Sinabung 2014 lalu. Berangkat sebagai relawan dari organisasi daerahnya dan akhirnya dipertemukan dengan relawan Rumah Zakat di lokasi kejadian. Terkesan dengan aksi para relawan Rumah Zakat, darisanalah tekad Ru untuk bergabung dengan Rumah Zakat muncul.
Selang setahun setelah bencana Sinabung, Ru berhasil lolos seleksi yang ketat dan akhirnya resmi menjadi bagian dari relawan Rumah Zakat. Aksi pertamanya ialah di bencana Sinabung pada tahun 2015 yang sebelumnya pernah ia kunjungi.
“(Aksi ini) Membuat saya kembali bertemu dengan warga yang dahulu juga saya kunjungi, melihat mereka kembali tersenyum dan menyapa nama saya membuat hati semakin senang bisa hadir di tengah-tengah mereka.” ungkap Ru.
“Menjadi bagian dari Rumah zakat adalah hal luar biasa yang patut saya bagi dalam cerita. Sobat, relawan itu benar-benar magic loh. Relawan itu satu kata, penuh makna, banyak cerita.” pungkas Ru dengan penuh semangat.
Newsroom
Abdullah Tsabit[:en]The heroic story of volunteers who are often attached to men is not entirely true. Women also get involved in heroic stories of volunteerism in Indonesia. One of them is a woman from Binjai, North Sumatra. Rudang Mayang Sari Manik or often called Ru by her colleagues.
This Postgraduate student at USU immediately fell in love with the world of volunteerism when she went down in her first action at the 2014 Mount Sinabung eruption. Departing as a volunteer from her regional organization and finally meeting with volunteers of Rumah Zakat at the scene. Impressed by the actions of Rumah Zakat volunteers, Ru had determination to join as Rumah Zakat volunteer.
After a year after the Sinabung disaster, Ru passed a rigorous selection and finally officially became a part of Rumah Zakat volunteers. Her first action was at the Sinabung disaster in 2015 which she had previously visited.
“(This action) Makes me meet again with the people I also visited, seeing them smile again and greeting my name makes my heart happy to be there with them.” Ru said.
“Being part of Rumah Zakat is an extraordinary thing that I should share in the story. volunteers are really magic. Volunteers are one word, full of meaning, lots of stories.” concluded Ru excitedly.
Newsroom
Abdullah Thabit[:]