Sahabat, cemburu adalah perasaan yang lazim dimiliki oleh manusia. Namun, dalam pandangan Islam, cemburu dapat menjadi bermanfaat atau bahkan berbahaya, tergantung bagaimana perasaan ini dikendalikan.
Islam memberikan batasan dan petunjuk tentang kapan rasa cemburu dibolehkan dan kapan harus dihindari. Salah satu hadis yang menyoroti masalah ini adalah hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadis ini memberikan penjelasan mengenai cemburu yang diperbolehkan.
Sahabat penasaran apa sajakah cemburu yang dibolehkan dalam Islam? Simak tulisan ini hingga tuntas ya!
Hadis Tentang Cemburu yang Dibolehkan dalam Islam
“Dari Al-Mughirah bin Syu’bah r.a., ia berkata, ‘Sa’ad bin Ubadah r.a. berkata, ‘Kalau aku melihat seorang laki-laki bersama istriku, sungguh aku akan menebasnya dengan pedang!’ Maka berita itu sampai kepada Rasulullah saw., lalu beliau bersabda, ‘Apakah kalian heran dengan kecemburuan Sa’ad? Sungguh, aku lebih cemburu darinya dan Allah lebih cemburu dariku, dan karena kecemburuan-Nya itulah Dia mengharamkan perbuatan keji, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.’” (H.R. Bukhari).
Hadis ini menggambarkan bagaimana Rasulullah saw. menjelaskan adanya rasa cemburu yang diperbolehkan, bahkan disukai oleh Allah Swt., yaitu kecemburuan yang berkaitan dengan menjaga kehormatan dan menjauhi perbuatan dosa.
Cemburu dalam Menjaga Kehormatan
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga kehormatan keluarga dan hubungan suami istri. Cemburu dalam konteks ini adalah rasa yang timbul ketika seseorang merasa ada ancaman terhadap kehormatan dirinya atau keluarganya. Rasulullah saw. menunjukkan bahwa rasa cemburu ini adalah bagian dari fitrah manusia, terutama dalam menjaga kesucian hubungan.
Namun, Rasulullah saw. juga menegaskan bahwa rasa cemburu ini tidak boleh berlebihan dan harus tetap dalam koridor yang benar, sehingga tidak menyebabkan perbuatan yang melanggar hukum atau mencelakakan diri sendiri maupun orang lain. Cemburu dalam menjaga kehormatan ini menjadi salah satu bentuk kecemburuan yang dibolehkan, bahkan dipuji dalam Islam.
Baca Juga: Sifat Mental Miskin yang Harus Kamu Buang
Cemburu yang Dilarang
Selain cemburu yang dianjurkan dalam menjaga kehormatan, ada juga bentuk cemburu yang tidak dibenarkan dalam Islam, yaitu cemburu yang didasari oleh prasangka buruk atau tanpa dasar yang jelas. Misalnya, seseorang yang mencurigai pasangannya tanpa alasan yang kuat atau mengawasi setiap gerak-gerik pasangannya dengan perasaan curiga yang berlebihan.
Islam melarang perbuatan seperti ini karena dapat merusak keharmonisan rumah tangga dan menyebabkan ketidakpercayaan antara suami dan istri. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 12:
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa …”
Ayat ini menekankan pentingnya menghindari prasangka buruk yang tidak berdasar, termasuk dalam masalah kecemburuan.
Cemburu dalam Kebaikan
Selain cemburu dalam menjaga kehormatan, ada bentuk lain dari cemburu yang dibolehkan dalam Islam, yaitu cemburu dalam kebaikan (ghibtoh). Cemburu dalam hal ini adalah perasaan ingin meniru seseorang yang lebih baik dalam hal ketaatan kepada Allah Swt. Rasulullah saw. bersabda:
“Tidak ada hasad kecuali dalam dua hal: seseorang yang diberi harta oleh Allah lalu dia menggunakannya di jalan kebenaran, dan seseorang yang diberi hikmah (ilmu) oleh Allah lalu dia mengajarkannya kepada orang lain.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Cemburu yang seperti ini tidaklah sama dengan iri hati yang negatif. Sebaliknya, ini adalah motivasi untuk meningkatkan amal dan kebaikan. Jika kita melihat seseorang yang rajin bersedekah atau aktif dalam kegiatan dakwah, kita boleh merasa “cemburu” dalam artian ingin mencapai tingkat kebaikan yang sama atau lebih tinggi, tanpa mengharapkan keburukan kepada orang tersebut.
Mengendalikan Rasa Cemburu
Meskipun cemburu bisa menjadi baik dalam konteks tertentu, tetap penting bagi seorang muslim untuk mengendalikan perasaan ini agar tidak berlebihan. Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita untuk selalu menggunakan akal dan iman dalam menghadapi perasaan yang muncul di hati. Cemburu yang tidak terkendali bisa berujung pada tindakan yang merugikan dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Beberapa cara untuk mengendalikan rasa cemburu antara lain:
1. Memperbanyak Doa
Memohon kepada Allah Swt. agar diberikan hati yang lapang dan jauh dari rasa cemburu yang berlebihan.
2. Membangun Komunikasi yang Baik
Terutama dalam hubungan suami istri, komunikasi yang terbuka dapat mencegah kesalahpahaman yang sering kali memicu rasa cemburu.
3. Menguatkan Kepercayaan
Cemburu sering kali muncul karena kurangnya kepercayaan. Dengan membangun kepercayaan yang kuat, maka kecemburuan yang berlebihan dapat dihindari.
Baca Juga: 7 Tanda Percaya Diri pada Seseorang
Kesimpulan
Cemburu adalah perasaan yang manusiawi dan dapat diterima dalam Islam, asalkan didasarkan pada niat yang benar. Hadis riwayat Bukhari di atas menunjukkan bahwa cemburu dalam menjaga kehormatan adalah bentuk cemburu yang diperbolehkan.
Begitu pula dengan cemburu dalam hal kebaikan, yang dapat mendorong seseorang untuk lebih bersemangat dalam beramal dan taat kepada Allah Swt.
Namun, sebagai seorang muslim, kita harus selalu berusaha mengendalikan rasa cemburu agar tidak keluar dari batas yang telah ditetapkan oleh agama. Dengan cara ini, cemburu akan menjadi dorongan untuk mencapai rida Allah Swt. dan menjaga keharmonisan dalam keluarga dan masyarakat.
Semoga kita semua diberikan kebijaksanaan dalam mengelola perasaan cemburu, dan selalu berada di jalan yang diridai oleh Allah Swt. Aamiin.
Rumah Zakat mengajak Sahabat untuk tetap aktif dalam mendukung Palestina. Sahabat bisa menitipkan donasi kemanusiaannya untuk Palestina melalui Rumah Zakat dengan mengikuti tautan ini.
Mendukung Palestina tidak hanya membantu saudara-saudara kita di sana yang ditimpa kesulitan dan penderitaan, tetapi juga membela kebenaran.