Dulu, membicarakan orang lain secara negatif hanya terjadi di ruang-ruang kecil, seperti tongkrongan atau ruang keluarga.
Tapi sekarang, lewat media sosial, ghibah bisa terjadi secara terbuka dan menjangkau ribuan orang hanya dalam hitungan detik.
Setiap komentar dan unggahan kita bisa jadi catatan kebaikan, atau sebaliknya. Yuk, pelajari cara bijak menghindari ghibah di media sosial !
Bahaya Ghibah di Media Sosial
Sebelum membahas cara menghindarinya, penting untuk memahami dulu mengapa ghibah di media sosial bisa sangat merusak.
1. Jejak Digital yang Abadi
Pernah melihat bagaimana satu komentar negatif bisa muncul lagi setelah bertahun-tahun? Jejak digital tidak bisa dihapus begitu saja, apalagi jika sudah di capture dan dibagikan ulang.
Ghibah yang dilakukan secara online bisa membekas lebih lama dibandingkan ucapan langsung. Bahkan, bisa menghantui pelaku dan korban dalam jangka panjang, termasuk secara sosial dan profesional.
2. Penyebaran yang Cepat dan Luas
Di dunia maya, satu unggahan bisa viral dalam hitungan menit. Bisa jadi, hanya karena satu unggahan yang mengandung opini negatif, muncul konflik besar antar komunitas.
Informasi buruk yang dibalut dengan ghibah bisa menyulut pertikaian, membelah kelompok, dan menurunkan kepercayaan satu sama lain secara luas.
3. Dampak Psikologis dan Sosial
Beberapa orang yang dikenal pernah mengalaminya langsung dijadikan bahan pembicaraan di media sosial.
Mereka mengaku kehilangan rasa percaya diri, bahkan merasa trauma untuk kembali aktif di dunia digital.
Ghibah bisa menyebabkan luka batin yang dalam, membuat korban merasa dihakimi tanpa kesempatan membela diri.
4. Potensi Fitnah dan Kesalahpahaman
Sering kali ghibah bermula dari informasi yang belum tentu benar. Bisa jadi, seseorang salah memahami unggahan, lalu menyebarkannya dengan tafsir sendiri. Hasilnya, fitnah pun menyebar.
Apa yang dimaksudkan hanya sebagai berbagi informasi ternyata justru menciptakan kesalahpahaman besar dan merusak nama baik orang lain.
5. Melupakan Pengawasan Allah
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 12, Allah SWT berfirman:
وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ
Artinya: “Dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seseorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?”
Ayat ini bukan hanya peringatan, tapi gambaran betapa kejinya ghibah. Ketika berada di balik layar, sering kali seseorang merasa bebas tanpa pengawasan. Padahal, setiap tulisan tetap dicatat oleh malaikat, dan Allah SWT tidak pernah lengah.
Baca Juga: Bahaya Ghibah yang Jarang Diketahui Orang
Tips Praktis Menghindari Ghibah di Media Sosial
Setelah memahami bahayanya, berikut adalah beberapa cara yang selama ini cukup efektif untuk menghindari jebakan ghibah di dunia maya.
1. Berpikir Sebelum Menulis atau Berkomentar
Dulu, terbiasa membalas komentar dengan spontan. Tapi sekarang, mencoba jeda sejenak sebelum menulis. Menimbang, apakah ini benar? Apakah ini bermanfaat?
Kebiasaan ini ternyata sangat membantu menyaring apa yang pantas dibagikan, dan mana yang sebaiknya cukup jadi bahan introspeksi pribadi.
2. Fokus pada Hal Positif dan Bermanfaat
Kini, memilih untuk menyebarkan konten yang membangun. Mulai dari kutipan inspiratif, kisah hikmah, hingga kabar baik tentang sesama.
Membahas kekurangan orang lain tak akan menambah nilai kebaikan, sebaliknya menyebarkan hal baik justru menjadi amal yang terus mengalir.
3. Menghindari Membahas Kekurangan Orang Lain
Pernah tergoda ikut membahas kelemahan publik figur yang sedang viral. Tapi kemudian sadar, itu bukan hak kita. Tak ada manfaat dari memperbesar kekurangan orang lain.
Lebih baik mengangkat kebaikan mereka, karena semua orang sedang berproses menjadi versi terbaik dari dirinya masing-masing.
4. Berhati-hati dengan Humor dan Sindiran
Kadang kita merasa, “Ah, ini cuma bercanda.” Tapi tidak semua orang menanggapi lelucon dengan cara yang sama. Sindiran bisa jadi racun dalam balutan tawa.
Sejak itu, mulai memilah humor. Tidak semua hal lucu pantas dibagikan, apalagi jika menyangkut nama baik orang lain.
5. Menjaga Privasi Orang Lain
Membagikan tangkapan layar percakapan atau keluhan seseorang tanpa izin bisa berujung pada ghibah. Dulu pernah melakukannya tanpa berpikir panjang.
Namun sekarang, lebih memilih menjaga kepercayaan dan privasi. Setiap orang berhak atas ruang aman, termasuk di media sosial.
6. Mengingatkan Diri Sendiri tentang Konsekuensi Ghibah
Setiap kali jari mulai mengetik sesuatu yang negatif, coba ingat kembali hadist Rasulullah SAW:
“Barangsiapa yang menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).
Kesadaran ini membuat kita lebih hati-hati. Karena bukan hanya reputasi dunia yang dipertaruhkan, tapi juga catatan amal di akhirat.
7. Memanfaatkan Media Sosial untuk Kebaikan
Dulu, media sosial terasa seperti ruang bebas tanpa batas. Tapi sekarang, lebih terasa sebagai ladang amal. Tempat menyebar kebaikan, bukan sekadar eksistensi.
Lewat media sosial, bisa berbagi inspirasi, ajakan ibadah, atau sekadar memberi semangat bagi mereka yang sedang lelah menjalani hidup.
8. Jika Terlanjur, Segera Bertaubat dan Meminta Maaf
Tak bisa dipungkiri, ada masa di mana pernah tergelincir. Tapi jangan biarkan kesalahan berlarut. Segera hubungi orang yang dibicarakan, minta maaf dan perbaiki hubungan.
Lalu bertaubat kepada Allah SWT. Karena setiap dosa, sekecil apa pun, tetap akan dicatat jika tidak disesali dan diperbaiki.
9. Memperbanyak Istighfar
Istighfar bukan hanya untuk menenangkan hati, tapi juga cara membersihkan catatan yang kelam. Saat merasa bersalah, selalu ada ketenangan dalam lafaz: “Astaghfirullahaladzim.”
Dalam diam, istighfar menjadi doa yang tulus untuk memperbaiki diri dan menjauh dari kebiasaan yang tidak membawa berkah.
Baca Juga: Ini Dia Ghibah yang Diperbolehkan Oleh Agama
Kesimpulan
Jadi, ghibah di media sosial bukan hal sepele. Ia menyusup dalam bentuk komentar, unggahan, bahkan candaan. Tapi dampaknya nyata, baik bagi korban maupun pelaku. Kesadaran akan bahayanya adalah langkah awal untuk memperbaiki interaksi digital.
Nah, sekian artikel kali ini. Yuk, ikuti informasi seputar Islam lainnya bersama kami di Rumah Zakat, temukan banyak referensi Islami yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.