JAKARTA. Tim Project Rumah Zakat yang mengelola Pendidikan Anak Usia Dini (Rumah Juara Indonesia), Revitalisasi Posyandu (Rumah Sehat Indonesia) dan Pemberdayaan Masyarakat (Rumah Mandiri Indonesia) sebuah hasil kerjasama Rumah Zakat dengan perusahaan multinasional, P&G hadir lagi di Aula Kelurahan Rempoa, Tangerang.
Kehadiran tim ini, untuk mengembangkan PAUD /Bina Keluarga Balita (BKB) agar lebih optimal dalam hal pemberian pendidikan yang sesuai dengan tumbuh kembang anak. Peran pendidik sebagai pemberi stimulus (ransangan) di sekolah dan sebagai penyuluh bagi para orangtua sangat diperlukan. Menguatkan pentingnya peran tersebut pada Kamis (10/2) tim PAUD Juara melakukan pelatihannya yang ke-10 dengan tema “Calistung VS Tumbuh Kembang.”
Dalam pelatihan ini dihadirkan Evie Amar DSAS yang akrab disapa Evie sebagai pembicara sekaligus konsultan PAUD Juara. Siang itu acara dimulai pukul 13.15 WIB dan berakhir pada pukul 15.15 WIB. Para kader BKB/PAUD sudah mendapatkan pengetahuan seputar tumbuh kembang pada pelatihan sebelumnya secara umum. Namun kali ini para peserta diajak menggali lebih dalam bagaimana cara mengajarkan anak CALISTUNG (membaCA, menuLIS, dan menghiTUNG) pada anak usia dini sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya.
Peserta sangat antusias berdiskusi dengan Evie. Neneng perwakilan (PAUD Ar Rohman) bertanya, “Cara mengubah pemikiran anak yang menganggap bahwa belajar harus selalu dengan membaca dan menulis?” Beliau bercerita, “Ketika masuk kelas anak itu akan langsung membuka bukunya dan meminta untuk menulis, padahal guru sudah mengajak anak untuk lebih dahulu melakukan kegiatan awal dengan bermain tapi anak hanya mau memperhatikan saja.” Evie menerangkan bahwa pemikiran anak sebenarnya bukan dari anak itu sendiri tetapi dari orangtua, karena orangtua lebih banyak bersama mereka sedangkan di sekolah hanya 2 jam saja.
Orangtua pun ketika anak selesai sekolah akan ditanyakan tadi belajar apa? Bukan pertanyaan lain yang dialami anak selama di sekolah. Hal ini dapat membuat anak menjadi “stress” karena saat usianya masih bermain dia sudah harus diajak belajar dengan berbagai pembelajaran yang tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya. “Pada bagian inilah peran kader untuk mengingatkan ibu-ibu orangtua siswa bahwa mengajarkan anak membaca menulis dan menghitung harus sesuai dengan tumbuh kembangnya (pemetaan calistung),” tambah Evie.
Pelatihan yang berlangsung santai dan hangat ini memberikan kesan tersendiri bagi kader. Yanti, kader BKB Melati B berpendapat, “Dalam pemberian materi Evie telah mengajak kami untuk lebih mengerti tentang mengajarkan CALISTUNG yang sesuai dengan tumbuh kembang anak, hal ini berguna bagi anak-anak didik pada umumnya dan anak kandung pada khususnya. Ternyata Calistung yang saya tahu sejak dahulu tentang huruf dan angka tidak terpaku pada angka dan huruf saja tetapi dengan metode-metode lain seperti bermain kuartet, makan permen karet dan lain-lain”.***
Newsroom/Syamsinar
Jakarta