Oleh R. Zainik Abidin Syah
Rumah Zakat-Pekanbaru
Setiap tahunnya kita menyambut bulan nan suci dan penuh berkah, bulan yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat Islam di dunia ini. Tetapi akankah setiap tahunnya hanya menjadi ceremonial belaka atau menjadikan bulan introspeksi diri atas segala kesalahan yang telah kita buat dan lakukan? Jangan sampai Ramadhan ini hanya menjadi ladang populeritas bagi si Kaya yang membantu si Miskin tanpa ada landasan atas keimanan yang benar-benar luhur. Atau apakah mesti dipertanyakan lagi untuk apa bulan suci ini datang atau menghampiri kita untuk sesaat?
Allah SWT berfirman:
Wahai orang orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha teliti terhadap apa yang engkau kerjakan.
Kita tentunya tidak ingin bulan yang penuh berkah ini berlalu begitu saja, kita pun tak akan pernah tahu apakah kita akan dapat menemui bulan ini kembali tanpa adanya perobahan atas ibadah yang kita jalani. Sobat, Yang Maha Pencipta telah berjanji apabila kita melakukan kebaikan walaupun sebesar biji zarah akan diberikan balasannya begitupun sebaliknya.
Tetapi apakah kita pernah berfikir atau memikirkannya setiap yang kita dilakukan akan diterima oleh Allah atau tidak? Karena dalam berbuat kebaikan pun belum tentu diterima olehnya dikarenakan ada sedikit sifat yang mungkin tanpa kita sadari ada rianya, tetapi jika kita telah melakukan kesalahan yang pasti neraka sebagai tempat penembus dosa telah menanti walau tanpa kita minta. Sobat, marilah kita menyambut bulan yang penuh berkah ini dengan suka cita dan persiapan yang matang untuk dapat menempa kita menjadi seorang pejuang yang berjuang tanpa harapkan pujian dan balasan.
Umar al-Faruq R.A. berkata: Wahai manusia hisablah dirimu sebelum engkau dihisab, dan timbanglah perbuatan-perbuatanmu sebelum dirimu ditimbang dan bersiap-siaplah untuk hari akhir (hari dimana dinampakkan segala sesuatu dan tidak tersembunyi sesuatu apapun).
Marilah berusaha untuk menjadi umat Islam yang kafah dan terus berusaha membangun peradaban yang kita impikan bersama. Harum Ramadhan sudah dicium, kesejukannya mengetuk hati orang yang ingin meraut sejuta bahagia. Jika ada hati yang tergores karena tingkah, ada ucap berbunga dusta, maka sudah semestinya kita saling meminta dan memberi maaf.