JAKARTA. Budi Ahmad Santoso seorang relawan asal Surabaya yang memiliki semangat perjuangan yang terus berkobar dalam dirinya, walaupun pada kenyataan fisiknya tidak memungkinkan seorang seperti budi melakukan banyak aktivitas ekstrim yang biasanya orang normal lakukan.
Budi menuturkan awal mula mengapa dia bisa mendapatkan kecelakaan hingga mengakibatkan satu kakinya di amputasi, “jadi waktu itu, pas saya kecil saya kan anak nakal, sering keluyuran main, nah suatu hari saya main ke tempat kereta rolly pengangkut tebu, karna saya anak nakal saya mau ambil satu tebu yang terlihat seperti hamper jaruh dari kereta, sewaktu saya kejar keretanya terus saya mau cabut tebunya, ternyata susah lalu saya terpeleset dan kaki saya masuk ke rel kereta roli itu, dan yang lebih hebatnya lagi kaki saya bukan tergiles melainkan terseret kereta hingga tulang kaki saya pun hancur, makannya mesti di amputasi” tutur budi saat di wawancarai di salah satu talkshow tv.
Meskipun demikian, budi tidak langsung patah arang menghadapi semuanya, dia masih sama seperti keluguannya saat itu hanya saja lingkungan memandangnya menjadi pribadi yang berbeda dengan yang lainnya, “ya saya sering diejekin, di beda-bedakan sama yang lain, guru saya juga ada yang bilang “heh budi kamu ko kaki satu nakal? Dalam hati saya bilang ‘emang yang boleh nakal yang kakinya 2 aja ya’”
Dengan rasa percaya diri dia aktif dalam organisasi ekstra kampus dan aktif juga di NPC (National Paralimpic Community) kota Surabaya, dibawahi KONI Surabaya. Tidak heran jika pemuda yang hanya memiliki 1 kaki ini begitu lincah ketika mengikuti aksi-aksi relawan baik itu angkat-angkat kornet untuk baksos dan sebagainya. Dia tidak pernah tertinggal dalam kegiatan-kegiatan rumah zakat , dan aktif mengikuti seminar-seminar di kampus-kampus besar Surabaya.
Dalam 2 tahun terakhir Budi berhasil mencetak juara, tahun 2012 lalu dia mengikuti lomba lempar lembing khusus orang-orang berkebutuhan khusus se-Jawa Timur dan berhasil meraih juara 2. “Badan lawan saya besar sekali, dia mantan tentara yang kakinya hancur karena terkena bom dan diamputasi, badannya sudah benar-benar bagus dan terlatih, lebih besar dari saya badannya, jadi saya kalah, dapat juara 2,” ungkap Budi sambil tertawa.
Tahun ini Budi juga berpartisipasi dalam lomba lari se-Jawa Timur pada Sabtu, 13 Juni 2013 di Surabaya. Dalam lombanya kali ini dia berhasil meraih juara 1. Hobby-nya pun luar biasa, dia menyukai travelling, backpacker dan touring. “Saya suka menjadi Relawan rumah zakat, disini saya mendapat keluarga baru, dapat pengalaman baru, dapat banyak ilmu baru yang tidak saya dapatkan di kampus, dan dapat terjun langsung ke masyarakat,” tutur Budi.
Saat disodori pertanyaan oleh pembawa acara “bagaimana respon penerima donasi saat melihat yang memberikan donasinya saja tidak sempurna fisiknya?” “responnya biasa saja sih, tidak ada yang special tapi yang jelas saya sangat bangga bisa bersosialisasi dengan orang lain apalagi sampai bisa berbagi” jawab budi ringan.
Budi yang sangat bahagia saat menjadi bintang tamu talkshow di salah satu program acara tv yang host nya nyentrik dengan kepala pelontosnya sekarang, berharap kisahnya ini menjadi inspirasi bagi semua remaja atau rakyat Indonesia bahwa “saya saja bisa, apa lagi anda”
Pemuda yang memiliki cita-cita menjadi motivator yang menginspirasi ini berpesan kepada seluruh Relawan Rumah Zakat se-Nusantara agar senantiasa berfastabiqul Khoirot dan berpikir positif serta senantiasa membantu orang lain.***
Newsroom/Arief
Jakarta