[:ID]
CIMAHI. Abah Roi penjual bajigur, berusia 84 tahun. Tubuh rentanya tak membuat dia berhenti berjualan untuk menghidupi dirinya dan istrinya. Abah Roi tinggal di Cihanjuang, Cibaligo RT 04 RW 02, Abah Roi biasa berjualan di pertigaan Darul Fikri jalan Cihanjuang.
Abah Roi sudah berjualan sejak tahun 1970 dan sempat berhenti berjualan dikarenakan sakit prostat dan batu ginjal, hingga harus menjual motor dan beberapa barang berharga lainnya. Sempat mengalami masa perawatan selama kurang lebih tiga bulan karena harus mengalami dua kali operasi batu ginjal.
Ia mulai kembali berjualan sejak dua bulan lalu. Keuntungan yang didapatkan pun tidak begitu banyak, dari modal 200.000 hanya bisa terjual 300.000. Bersama istrinya Emak Neneng Komariah beliau berjualan dari pukul 11.00 sampai 20.00 WIB, kadang kalau jualannya tidak habis sisanya selalu dibagikan ke tetangga yang dekat dengan rumahnya.
Abah Roi hanya punya anak satu dan itu pun sudah mempunyai cucu jadi tidak bekerja dan hanya mengurus cucunya di rumah. Saat dutemui oleh Relawan Rumah Zakat Cimahi beliau sangat terharu dan mengucapkan terimakasih karena sudah memborong dagangannya.
“Terimakasih Neng semuanya, terimakasih sekali sudah meringankan pekerjaan Abah hari ini. Jadi Abah bisa pulang cepat hari ini, semoga kebaikan Neng semua dibalas oleh Allah SWT” tutur Abah Roi.
“Tangannya yang gemetar karena sudah tua mulai melayani kami , sambil sesekali bercerita dan berucap syukur. Hasil borongan dari Abah Roi kami bagikan kepada anak-anak panti asuhan yatim piatu dan dhuafa Insan Kamil Jalan Cihanjuang” Tutur husnul Koordinator Relawan Cimahi, saat dimintai keterangan.
Anak – anak yang menerima bajigur Abah Roi sangat senang sekali dengan kedatangan Relawan ke panti tersebut, para Relawan disambut dengan senyum manis adik-adik disana sambil menyalami Relawan satu persatu.
Newsroom/ Dea Sukmara
Cimahi[:en]CIMAHI. Abah Roi is a bajigur seller, was 84 years old. His old body does not make him ceased to support himself and his wife. Abah Roi stayed in Cihanjuang, Cibaligo RT 04 RW 02, Abah Roi usually sells his bajigur at the fork on Cihanjuang street Darul Fikri.
Abah Roi has been selling bajigur since 1970 and stopped because he suffered from prostate and kidney disease, to cure his disease he had to sell his motorcycle and some other properties. He had to be hospitalized for about three months and he should undergo a surgery for her kidney disease.
He started back to sell bajigur since two months ago. The profit is not much, from the capital of 200,000 he could only earn 300,000. Together with his wife Emak Neng Komariah he sells from 11.00 am until 08.00 pm, sometimes if his product doesn’t sold out he would always share it with neighbors near his home.
Abah Roi only has one child, and she had already had grandchildren so she does not work and just take care of her grandson at home, When volunteers of Rumah Zakat Cimahi met him, he was deeply moved and thanked for buying all of his bajigur.
“Thank you all, thank you for helping me today, So i can go home early today, hopefully you are all rewarded by Allah SWT “said Abah Roi.
“His old hands were shaking when he served us, while occasionally talk and utter gratitude. Bajigur from Abah Roi we share with children at Insan Kamil orphanages at Cihanjuang street ” Volunteer Coordinator Cimahi, Husnul Said.
Children who received bajigur of Abah Roi was very happy with the arrival of volunteers to the orphanage, the volunteers were greeted with a sweet smile of the children there while greet volunteers one by one.
Newsroom / Dea Sukmara
Cimahi
[:]