BOLEHKAH SUAMI BERBOHONG KEPADA ISTRI?

oleh | Apr 26, 2024 | Inspirasi

Pada dasarnya setiap orang tidak suka dibohongi. Hati bisa
menjadi sakit apabila dibohongi oleh orang lain, apalagi oleh suami sendiri.
Sosok suami yang seharusnya membimbing dan memberikan contoh yang baik kepada
istri dan anak-anak ternyata malah berkata dusta dan menimbulkan kekecewaan.
Tentu sikap suami tersebut tidak terpuji dan tidak pantas untuk dilakukan.

Allah Swt. pun melarang manusia untuk berbohong. Hal
tersebut ada dalam firman-Nya surah Al-Baqarah ayat 42 berikut ini:

“Dan janganlah kamu
mencampuradukkan kebenaran dengan kepalsuan atau (janganlah kamu)
menyembunyikan kebenaran sedang kamu mengetahuinya.” (Q.S. Al-Baqaroh:
42).

Pembohong Adalah
Orang Munafik

Di dalam Islam, orang yang suka berbohong disebut sebagai
orang yang munafik. Hal tersebut disampaikan oleh Rasulullah saw. dalam hadis
yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari berikut ini:

“Tanda orang munafik
ada tiga, pertama apabila berbicara berbohong, lalu apabila berjanji
mengingkari atau menyelisihi janji, dan apabila diberi amanah berkhianat.”

Di dalam surah At-Taubah ayat 68, Allah Swt. memberikan
balasan yang berat bagi mereka yang munafik. Allah Swt. berfirman:

“Allah mengancam
orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka
Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah
melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.”

Baca Juga: Bolehkah Istri Bersedekah dengan Harta Suami?

Berbohong yang
Dibolehkan

Meskipun berbohong dilarang oleh agama Islam, akan tetapi
ada kondisi-kondisi tertentu yang membolehkan seseorang untuk berbohong.
Berbohong di sini bukan untuk kejahatan, akan tetapi untuk nilai-nilai
kemaslahatan.

“Aku tidak
menganggapnya sebagai seorang pembohong. (Pertama), seorang laki-laki yang
memperbaiki hubungan antara manusia. Ia mengatakan suatu perkataan (bohong),
namun ia tidak bermaksud dengan perkataan itu kecuali untuk mendamaikan.
(Kedua), seorang laki-laki yang berbohong dalam peperangan. Dan (ketiga),
seorang laki-laki yang berbohong kepada istri atau istri yang berbohong kepada
suami (untuk kebaikan).” (H.R. Abu Daud).

Dalam hadis yang lain, dibahas pula soal ini. Rasul saw.
bersabda:

“Ada seseorang yang
datang menemui Nabi saw. dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah aku berdosa
jika aku berdusta kepada istriku?’” Nabi saw. pun menjawab,
“Tidak boleh, karena Allah Ta’ala tidak menyukai dusta.” Lalu orang itu pun
bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, (dusta yang aku ucapkan itu karena) aku ingin
berdamai dengan istriku dan aku ingin senangkan hatinya.” Kemudian Nabi saw
menjawab, “Tidak ada dosa atasmu.” (H.R. Al-Humaidi. Hadis ini dinilai sahih
oleh Al-Albani dalam silsilah Ash-Shahihah).

Dari hadis di atas, contoh lainnya seorang suami
diperbolehkan berbohong misalnya saat berbohong dengan makanan buatan istri.
Karena suami ingin menyenangkan hati istrinya sekaligus menghargai masakan yang
dibuat istrinya, maka suami berbohong mengatakan masakan istrinya enak.

Selain itu, contoh lainnya misalnya mengucapkan bahwa
istrinya cantik dan menawan untuk membuat suasana hati sang istri membaik.
Selama tidak untuk menipu dan berbohong untuk keburukan, maka tidak mengapa
suami berbohong kepada istrinya.

Baca Juga: Kriteria Suami Saleh dalam Keluarga

Tidak Menjadikan
Bohong Sebagai Kebiasaan

Meskipun berbohong untuk kebaikan itu dibolehkan, tetapi
suami tidak boleh menjadikan berbohong sebagai kebiasaan. Misalnya, berbohong
kepada istri ada pekerjaan di kantor sehingga harus pulang terlambat, padahal
ia terlambat karena berkumpul dengan teman-temannya.

Berhati-hatilah karena berbohong untuk keburukan akan
menggiring pelakunya kepada neraka.

Dari Ibnu Mas’ud r.a, ia berkata bahwa Rasulullah saw. pernah
bersabda, “Sesungguhnya jujur itu
menunjukkan kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun menuju surga. Sungguh
seseorang yang membiasakan jujur niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang
jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkan
kemungkaran menjerumuskan ke neraka. Sungguh orang yang selalu berdusta akan
dicatat sebagai pendusta.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Itulah penjelasan tentang hukum dibolehkannya seorang suami
berbohong kepada istri. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan keislaman baru bagi
Sahabat.

Jangan lupa untuk mengunjungi infak.id dari Rumah Zakat
untuk menunaikan infak hariannya. Dengan berinfak, maka kita pun bisa membantu
orang lain yang sedang kesulitan. Yuk, berinfak melalui infak.id!

 

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0