Bekerja dan mencari nafkah bagi keluarga adalah kewajiban kepala
keluarga. Zalim namanya jika keluarga di rumah ditelantarkan tidak dinafkahi.
Bekerja dari hasil keringat serta usaha sendiri pun merupakan salah satu ciri
muslim yang baik. Mengapa begitu? Karena Islam melarang umatnya untuk mengemis
atau meminta-minta.
Islam mengajarkan kita menjadi muslim yang mandiri dan
berpenghasilan. Bahkan, Rasulullah saw. pun sedari muda sudah mandiri dan
berpenghasilan. Harta yang dihasilkan dari bekerja atau berusaha tentu bukan
hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga saja, akan tetapi juga bisa
menjadi jalan kebaikan kepada orang lain melalui bersedekah.
Baca Juga: Tempat-Tempat yang Dilarang Dipakai Salat
Seimbang Antara Dunia
dan Akhirat
Tak sedikit muslim yang lalai dengan ibadahnya (khususnya salat)
gara-gara pekerjaannya. Bahkan, mereka rela meninggalkan salat agar
pekerjaannya cepat selesai dan tidak terganggu. Padahal, Islam mengajarkan kita
untuk lebih mendahulukan urusan akhirat, tetapi tetap tidak menelantarkan
urusan dunia.
Islam mengajarkan kita untuk menyelesaikan kewajiban kita
kepada Allah Swt. (misalnya salat), baru kemudian menyelesaikan kewajiban
kepada manusia (misalnya pekerjaan). Allah Azza
wa Jalla telah mengingatkan kita dalam firman-Nya berikut ini:
“Dan carilah pada apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi …” (Q.S. Al
Qashshash: 77).
Baca Juga: Salah Arah Kiblat Apakah Salatnya Tetap Sah?
Dari ayat tersebut sebenarnya bisa kita tarik kesimpulan
bahwa Allah Swt. sebenarnya Maha Baik kepada kita. Allah Swt. tak menyuruh kita
24 jam terus-menerus untuk salat atau mengerjakan ibadah mahdhah lainnya. Namun, Allah Swt. memberikan waktu dan kesempatan kepada
kita untuk memenuhi ibadah ghairu mahdhah
berupa hak pribadi, hak untuk keluarga, hak bermasyarakat, hak mencari nafkah, dan
lain sebagainya yang merupakan hak di dunia. Allah Swt. hanya menginginkan kita
bersikap tawazun atau seimbang dalam
menjalani kehidupan ini.
Jangan Mengulur Waktu
Salat
Sahabat, berusahalah semaksimal mungkin untuk tidak
mengulur-ulur waktu salat. Hindarilah menyibukkan diri ketika mendekati waktu
salat. Mengapa? Karena Umar bin Abdul Abdul Aziz pernah berkata, “Hindarilah menyibukkan diri ketika
(mendekati) waktu salat. Karena orang yang mengulur-ulur waktu salat
(menyepelekan pentingnya salat tepat waktu) akan mudah pula menyepelekan
syariat Allah Swt. yang lain.”
Baca Juga: Salat Bagi Orang yang Sakit
Sahabat, sesibuk apapun pekerjaan kita, jika hal itu
bukanlah urusan yang sangat mendesak atau berkaitan dengan nyawa seseorang, maka
janganlah menyepelekan salat di awal waktu. Di dalam Al-Qur’an surah Maryam ayat 59 sampai 60
dikatakan bahwa orang yang menyia-nyiakan salatnya maka akan mendapati dirinya
dalam kesesatan. Salat adalah tiang agama. Oleh karena itu, jagalah salat
hingga akhir hayat agar surga menjadi tempat tinggal kita.
“Maka datanglah
sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali
orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk
surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.” (Q.S. Maryam: 59-60).