Makan adalah kebutuhan setiap makhluk hidup. Tanpa makan
dipastikan kelangsungan hidup akan terganggu. Begitu pun dengan minum. Makhluk hidup
pun pasti membutuhkan air untuk menunjang kehidupannya. Ya, makanan dan minuman
merupakan rezeki yang diberikan oleh Allah Swt. Itulah salah satu bukti
kebaikan-Nya tanpa pandang bulu. Orang yang beriman dan yang tidak beriman
tetap akan mendapatkan makanan dan minuman sesuai kadarnya.
“(Yaitu) yang
telah menciptakan aku, maka Dia (Allah Swt.) yang memberi petunjuk kepadaku,
dan yang memberi makan dan minum kepadaku.” (Q.S. Asy-Syu’ara: 78-79).
Makanan dan minuman merupakan nikmat yang seharusnya kita
syukuri. Kita jangan sampai melupakan-Nya yang telah memberi karunia begitu
besar kepada kita. Bayangkan jika dalam satu hari saja kita tak makan dan minum
sedikit pun. Betapa menderitanya diri. Betapa dahaganya yang terasa. Betapa lapar
dan keroncongannya perut. Jadi, bersyukurlah atas nikmat-Nya dengan cara
mempertebal keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Azza wa Jalla.
Baca Juga: 7 Adab Bertamu dan Bersilaturahmi
Sahabat, karena Allah Swt. telah menganugerahkan kepada kita
macam-macam makanan dan minuman, maka selain bersyukur, memperindah keimanan
dan ketakwaan, kita pun dianjurkan untuk menerapkan adab-adab ketika makan dan
minum.
Adab-adab ini sejatinya diajarkan oleh Rasulullah saw. untuk
kebaikan kita, untuk kemaslahatan kita. Ada hikmah besar yang tersimpan
seandainya kita mengamalkannya. Selain itu, tentu saja menjalankan adab-adab
makan serta minum akan berbuah pahala dan mengundang kecintaan dari Allah Swt. Bahkan,
dengan menerapkan adab-adab Islami dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan
citra positif terhadap umat Islam. Mudah-mudahan saja melalui adab-adab
sederhana (misalnya adab ketika makan dan minum) akan menjadi jalan hidayah dan
kebaikan bagi banyak orang.
Berbicara Saat Makan
Salah satu adab yang bisa kita amalkan ketika makan adalah
memuji makanan tersebut. Adab ini pun dicontohkan langsung oleh Rasulullah saw.
Di dalam sebuah hadits Imam Muslim yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah,
dikatakan bahwa Rasulullah saw. pernah meminta lauk-pauk kepada keluarganya
untuk disantap. Akan tetapi, tidak ada lauk-pauk yang bisa dimakan Rasul saw.
kecuali cuka.
Lalu, apa yang Rasul saw. lakukan dengan cuka itu? Ternyata,
Rasul saw. tidak mencela cuka. Rasul saw. pun tidak mencela keluarganya yang
hanya mampu menghidangkan cuku. Rasul saw. kemudian makan dengan campuran cuka
tersebut.
“… Lauk yang paling baik
adalah cuka, lauk yang paling baik adalah cuka.” Begitulah yang disabdakan
oleh Rasulullah saw. memuji makanan yang disantapnya. Masyaallah! Begitu luar
biasa akhlak Rasulullah saw.
Baca Juga: Adab Orangtua terhadap Anak-Anaknya
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kisah Rasulullah
saw. tersebut?
Yang pertama, kita tidak boleh mencela makanan. Kedua, kita
harus berupaya menggembirakan orang yang telah memasak atau menghidangkan
makanan kepada kita dengan memujinya. Dan yang ketiga, dari hadits di atas ada
makna tersirat berupa dibolehkannya berbicara sambil makan.
Ketika Rasulullah saw. menyampaikan pujian, kala itu Rasul
saw. sedang menyantap makanannya. Sehingga berdasar dari apa yang dilakukan
Rasulullah saw. tersebut, maka berbicara saat makan sebenarnya tidak mengapa
dan tidak dipermasalahkan. Bahkan, dianjurkan karena merupakan salah satu adab
dan sunahnya Rasulullah saw. Akan tetapi, berbicara saat makan tidak dilakukan saat
proses mengunyah. Alasannya sederhana, agar makanan tidak terjatuh dari mulut
dan mengotori tempat makan atau makanannya serta agar tidak tersedak.
Lalu, apa saja yang boleh dibicarakan ketika makan?
Dilansir dari syarah kitab Ittihaf as-Sadat al-Muttaqin
karya Muhammad bin Muhammad al-Husaini Az-Zabidi, pembicaraan saat makan
haruslah yang bermanfaat dan bernilai kebaikan. Tidak boleh membincangkan aib
orang lain atau bahkan mengumbar fitnah. Sebaiknya obrolan tidak terlepas dari
saling mengingatkan dalam kebaikan serta ketakwaan.
Baca Juga: Adab Bercanda dalam Islam
Itulah pembahasan tentang makan sambil berbicara. Pada intinya
diperbolehkan asal pembicaraannya mengandung nilai-nilai kebaikan dan tidak
berbicara sambil mengunyah makanan. Sahabat, makanan adalah nikmat yang sangat
bermakna bagi kita. Oleh karena itu, selayaknya kita bersyukur kepada Allah
Swt. yang telah memberikan kesempatan kepada kita makan dan minum.
Sahabat pun bisa bersyukur kepada-Nya dengan melakukan
sedekah makanan untuk para lansia duafa yang kekurangan makanan. Para lansia
ini sangat membutuhkan bantuan Sahabat agar bisa makan lebih bergizi dan sehat.
Yuk bersedekah makanan untuk lansia duafa dengan mengikuti tautan ini.