Bertemu dengan teman dekat biasanya mengundang keseruan. Berbagai
obrolan pun menjadi bahan perbincangan. Sering kali pertemuan pun dibarengi
dengan agenda makan-makan. Bahkan saking serunya perbincangan, kadang kala lupa
kalau sedang menyantap hidangan.
Fenomena makan dan minum sambil ngobrol ini sepertinya jadi
hal yang biasa terjadi. Bahkan, rasanya kurang greget kalau makan-makan tidak sambil
mengobrol dengan teman atau keuarga. Lantas, bagaimanakah Islam memandang
kegiatan makan dan minum sambil mengobrol?
Baca Juga: Meneladani Cara Makan Rasulullah
Seperti yang dirangkum dari buku Fiqih Praktis Sehari-Hari
karya Farid Nu’man Hasan, ternyata berbincang atau mengobrol sambil makan
merupakan perbuatan yang juga dilakukan oleh Rasulullah Saw. Kegiatan ini pun
merupakan sunah. Tidak ada dalil yang menerangkan dilarangnya makan dan minum
sambil berbincang atau mengobrol.
Perihal Rasulullah Saw. mengobrol sambil makan ada dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, berikut haditsnya:
“Dari Jabir bin
Abdullah, ‘Nabi Saw. bertanya kepada istri-istrinya mengenai lauk lalu mereka
menjawab, ‘Kita tidak memiliki apa-apa, selain cuka’. Ia (Nabi Saw.) menyuruh
diambilkan (cuka). Kemudian, ia makan dengan cuka itu sambil berkata, ‘Sebaik-baik
lauk adalah cuka. Sebaik-baik lauk adalah cuka.’”
Baca Juga: Bolehkah Berkurban Lebih dari Satu Hewan?
Imam Ibnu Al-Qayyim rahimahullah
berkata, “Dahulu, Nabi berbicara saat ia
makan sebagaimana penjelasan yang telah lalu dalam hadits cuka, sebagaimana
yang diucapkannya (Nabi Saw.) kepada Amru bin Salamah dan ia sedang makan saat
itu, ‘Wahai Ghulam, makanlah dengan menyebut nama Allah, dan makanlah makanan
yang terdekat denganmu.” (Imam Ibnu Al-Qayyim dalam kitab Zadul Ma’ad).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa makan dan
minum sambil berbincang atau mengobrol sebenarnya tidak dilarang. Asalkan yang
dibicarakannya adalah hal-hal yang mengandung kebaikan dan nasihat, bukan
membicarakan keburukan-keburukan orang lain (ghibah) atau fitnah.
Menurut Syekh Al-Albani rahimahullah
dalam kitab Silsilah Al-Huda wan Nur, dikatakan bahwa berbicara saat makan itu
seperti berbicara saat tidak makan. Jika isi perbincangannya bagus, maka bagus
pula perbincangannya. Sebaliknya, jika isi perbincangannya buruk, maka buruklah
perbincangan itu.