Setiap manusia pasti memiliki keinginan atau hajat tertentu.
Dan keinginannya pun bermacam-macam. Ada yang menginginkan kesehatan, kekayaan,
jabatan, dimenangkan dalam kompetisi, lulus ujian, mendapat pekerjaan dan lain
sebagainya.
Untuk mencapai keinginan-keinginannya tersebut, maka orang-orang
pun akan berusaha semaksimal mungkin dengan mengerahkan berbagai upaya. Salah
satunya misalnya dengan mengetuk pintu langit dengan cara berdoa.
Tak hanya itu, sebagian orang pun bahkan ada yang sengaja
melakukan puasa tertentu agar hajatnya terpenuhi. Mereka berpuasa selayaknya
puasa pada umumnya. Mereka bersahur dan berbuka puasa ketika waktunya tiba.
Namun, bolehkah berpuasa agar keinginan bisa terkabul? Dan
apakah memang ada puasa yang ditujukan untuk mengabulkan hajat tertentu?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari simak tulisan ini
sampai tuntas!
Baca Juga: 3 Amal Jariah yang Pahalanya Terus Mengalir
Bertawasul dengan
Amal Saleh
Seperti yang dikatakan oleh Syekh Muhammad bin Sholih Al
Utsaimin atau Syekh Utsaimin yang dilansir dalam laman Republika, sebenarnya
diperbolehkan untuk bertawasul dengan melakukan amal saleh misalnya berpuasa.
Selain dengan amal saleh, bertawasul pun bisa dengan meminta doa.
Tawasul sendiri merupakan cara mendekatkan diri kepada Allah
Swt. dengan perantara amal saleh atau wasilah doa orang saleh yang masih hidup.
Tawasul pun bisa juga dikatakan sebagai permohonan pertolongan atau permintaan
hajat tertentu kepada Allah Swt. melalui perantara.
Menurut Syekh Utsaimin, bertawasul dengan mengerjakan amal
saleh lebih dianjurkan dibandingkan dengan sesuatu yang dilarang oleh agama.
Bertawasul dengan sesuatu yang dilarang agama, misalnya
dengan meminta doa kepada orang yang telah meninggal, meminta hajat di kuburan
orang-orang saleh, dan yang sejenisnya. Tawasul seperti itu adalah bentuk
kesyirikan yang mengundang murka Allah Swt. dan dosa besar di sisi-Nya.
Baca Juga: Amalan Penghuni Surga
Perihal tawasul ini pun pernah terjadi dan ada hadis
sahihnya dari Rasulullah saw.. Hadis panjang tersebut diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Muslim. Secara garis besar, hadis tersebut menceritakan tentang
tiga orang yang terperangkap di dalam gua.
Ketiga orang tersebut lalu bertawasul kepada Allah Swt.
dengan menyampaikan amal-amal saleh yang pernah mereka kerjakan kepada Allah
Swt. Mereka melakukan hal tersebut agar Allah Swt. membantu mereka keluar dari
gua yang membuat mereka terperangkap.
Orang pertama bertawasul dengan amal salehnya kepada kedua
orangtua. Orang kedua bertawasul dengan sikapnya yang berusaha menjauhi
perbuatan zina. Sementara orang ketiga bertawasul dengan amal kebaikannya dalam
menjaga amanah terhadap harta orang lain dan mengembalikannya secara utuh.
Karena tawasul amal saleh yang dilakukan oleh ketiga orang
tersebut, maka Allah Swt. pun membantu mereka keluar dari dalam gua.
Baca Juga: Jangan Remehkan Amal Kecil!
Bertawasul dengan
Puasa
Lalu, bagaimana jika bertawasul menginginkan hajat tertentu dengan
berpuasa? Berpijak dari hadis di atas, maka diperbolehkan selama memang hajat
atau keinginannya tidak menyimpang dari syariat Allah Swt. atau hajatnya
merupakan sesuatu yang baik dan diridai oleh Allah Swt.
Selain itu, puasa pun hanya dijadikan wasilah. Sebab bukan
karena berpuasa keinginan atau hajat kita jadi terkabul, tetapi karena rahmat
dan karunia dari Allah Swt. Oleh karena itu, tetap niatkan berpuasa hanya untuk
mencari rida-Nya. Jika Allah rida kepada kita, maka akan sangat mudah Allah Swt. pun mengabulkan keinginan-keinginan kita.
Wallohu’alam bishawab.
Rumah Zakat adalah lembaga amil zakat nasional yang telah
dipercaya oleh masyarakat Indonesia. Sahabat bisa menyalurkan zakat, infak, dan
sedekah melalui Rumah Zakat dengan cara yang mudah dan cepat melalui Rumah Zakat Apps. Mari tebarkan #ManfaatHebat bagi sesama agar
keberkahan hidup bersama kita!