Oleh: Ahmad Gozali
Banyak pertanyaan masuk bernada yang sama “bolehkah berhutang untuk berinvestasi?” Jika pertanyaannya hanya satu kalimat itu saja, dan tanpa informasi lain yang disampaikan, maka saya bisa jawab “Tidak!”
Kenapa?
Setidaknya ada 3 alasan:
1. Karena investasi belum tentu selalu menguntungkan, sedangkan yang namanya hutang sudah pasti harus dibayar. Terlepas apakah investasinya menguntungkan atau tidak, jangan sampai memaksakan diri untuk mengambil hutang agar bisa berinvestasi, lalu merengek juga untuk menunda pembayaran karena investasinya berantakan.
2. Walaupun investasinya menguntungkan, belum tentu memberikan hasil setiap bulan. Padahal, yang namanya hutang tentunya harus dibayar cicilannya setiap bulan.
3. Walaupun investasinya menguntungkan, walaupun hasilnya bisa diterima setiap bulan, tapi belum tentu hasilnya bisa lebih tinggi dari biaya hutangnya.
Jadi kalau rencana investasinya belum pasti memberikan keuntungan yang lebih tinggi dari biaya hutang, bahkan belum jelas keuntungannya. Apalagi kalau hasilnya tidak diterima setiap bulan, maka berhutang untuk berinvestasi jelas tidak disarankan.
Alasan nomor tiga tidak bisa ditawar-tawar lagi, keuntungan investasi harus lebih tinggi daripada biaya hutang. Kalau tidak ya percuma saja ambil risiko. Tapi alasan yang pertama dan kedua, masih bisa disiasati. Bagaimana cara menyiasatinya? Harus ada sumber penghasilan lain untuk memback-up pembayaran cicilan selama investasinya belum menghasilan.
Ketika membeli rumah untuk tujuan investasi, baik itu dengan cara dijual kembali atau disewakan, maka pembayaran cicilan KPR-nya adalah dari gaji atau penghasilan lain. Yang jelas, jangan mengandalkan dari hasil penjualan rumah atau uang sewanya. Jadi bisa atau tidaknya berhutang untuk investasi rumah jawabannya tergantung dari apakah kita punya sumber penghasilan yang memadai untuk membayar cicilannya? Jika ya, silakan. Jika tidak, jangan dipaksakan.
Begitu juga dengan mencicil emas untuk invetasi. Cicilannya harus diambil dari gaji atau sumber lainnya, karena cicilan dibayar setiap bulan sedangkan emasnya baru ada hasilnya jika sudah dijual kembali. Jadi bukan masalah bolehkah ambil hutang untuk berinvestasi, tapi apakah punya uang untuk bayar cicilan bulanannya?
Untuk kasus investasi rumah dan emas, dengan cara mencicil, bisa disiasati dengan adanya sumber penghasilan lain untuk membayar cicilan hutangnya. Tapi selalu pertimbangkan alasan yang ketiga, apakah sewa dan kenaikan harga rumahnya lebih tinggi dari biaya KPR-nya? Apakah kenaikan harga emas bisa lebih tinggi dari biaya cicil emasnya?
Dalam jangka pendek rasanya tidak, dalam jangka panjang, mungkin saja. Maka pastikan backup penghasilan tadi cukup kuat untuk membayar cicilan atau menunda penjualan sampai harganya cukup menguntungkan.