Sahabat, pernahkah mendengar istilah blue carbon? Blue carbon atau karbon biru memang belakangan ini semakin populer diperbincangkan khususnya oleh mereka yang berasal dari kalangan ilmuwan dan aktivis lingkungan.
Blue carbon sendiri tidak ada kaitannya dengan senyawa karbon dioksida. Blue carbon atau karbon biru sendiri merupakan istilah untuk karbon yang diserap, disimpan, dan dilepaskan di sekitar ekosistem pesisir pantai dan lautan. Ekosistem tersebut meliputi hutan mangrove, hutan bakau, rawa asin atau rawa payau, terumbu karang, dan padang lamun.
Manfaat Blue Carbon
Sahabat, ekosistem blue carbon merupakan ekosistem yang paling efektif dalam menjaga bumi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya. Berikut manfaat blue carbon bagi lingkungan dan sosial ekonomi:
1. Manfaat Bagi Lingkungan (Ekologi)
Banyak manfaat yang akan didapatkan dari kehadiran blue carbon. Seperti yang dilansir dari laman lindungihutan.com, blue carbon bisa menyerap karbon dalam jumlah besar dengan kapasitas menyimpan karbon hingga empat kali lebih banyak perhektare dan 30-50 kali lebih cepat dibandingkan hutan terestrial.
Blue carbon mampu mencegah erosi, melindungi perumahan warga saat pasang, menghalangi badai dan banjir yang menghantam, menangkap polutan yang berada di udara dan perairan, serta menjadi habitat bagi makhluk hidup di sekitar pesisir pantai.
Tak hanya itu, blue carbon pun berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, bermanfaat dalam pengembangan akuakultur, restorasi pesisir, menyerap CO₂ dari atmosfer, menyimpan karbon dalam biomassa dan sedimen dalam jangka waktu yang lama. Ini artinya, blue carbon berperan penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca yang berbahaya bagi bumi.
2. Manfaat Sosial dan Ekonomi
Selain bermanfaat bagi bumi, kehadiran blue carbon pun mampu mendukung mata pencaharian masyarakat pesisir dan menjaga sumber daya pesisir yang berkelanjutan. Hal ini bisa menjadi sumber pendapatan masyarakat sekitar dan menjadi tempat wisata yang bisa menarik banyak pengunjung.
Blue carbon yang melimpah di ekosistem pesisir pantai pun akan menarik sumber makanan bagi macam-macam ikan. Bila ikan melimpah, maka akan menjadi keuntungan tersendiri bagi para nelayan. Sehingga kesejahteraan masyarakat pesisir pun akan meningkat.
Baca Juga: 7 Ciri Laki-Laki High Value dalam Al-Qur’an
Hal-Hal yang Bisa Merusak Blue Carbon
Sahabat, ekosistem blue carbon bisa saja rusak atau hancur karena beberapa sebab berikut ini:
1. Pengasaman Air Laut
Air laut yang asam bisa merusak ekosistem blue carbon. Pengasaman ini bisa terjadi apabila penyerapan karbon dioksida (CO2) dari udara terserap oleh air laut dan berubah menjadi asam karbonat yang melepaskan ion hidrogen.
Pengasaman pada air laut ini bisa menyebabkan plankton tidak mampu membentuk cangkangnya. Padahal, plankton merupakan organisme paling penting. Bila plankton berkurang drastis karena pengasaman laut, maka sudah pasti rantai makanan di lautan pun akan terganggu. Dampaknya ikan-ikan pun akan turut berkurang.
2. Alih Lahan
Banyak ekosistem blue carbon dari hutan mangrove yang ditebang untuk kepentingan pembangunan perumahan, lahan pertanian, dan aktivitas manusia lainnya. Bila hal tersebut terjadi, maka sudah pasti blue carbon pun akan rusak. Padahal fungsi blue carbon sangat penting dalam menjaga iklim dan menangkis efek rumah kaca yang begitu berbahaya bagi bumi.
3. Polusi Plastik
Sampah plastik membutuhkan puluhan hingga ratusan tahun agar bisa terurai. Tak hanya itu, sampah plastik pun bisa saja termakan hewan laut dan merusak terumbuh karang yang bisa mengganggu kelangsungan hidup hewan-hewan air.
Sampah plastik yang menyebar di lautan pun bisa menghasilkan gas metana dan etilen yang bisa merusak keberadaan blue carbon serta memperparah perubahan iklim yang terjadi.
4. Polusi Kimia
Selain sampah plastik, polusi kimia yang mencemari lautan pun bisa mengancam keberadaan blue carbon. Salah satu polusi kimia yang kerap terjadi adalah tumpahan minyak dari aktivitas pertambangan, limbah pabrik yang tidak diolah dan langsung dibuang ke lautan, serta pupuk kimia dari sektor pertanian yang mengalir ke lautan.
Baca Juga: 4 Trik Marah yang Elegan
5. Penangkapan Ikan Secara Besar-Besaran
Penangkapan ikan secara besar-besaran dengan menggunakan bom peledak, jaring dorong, hingga penggunaan racun pun bisa merusak ekosistem blue carbon. Dampak jangka panjangnya tentu bisa merusak perubahan iklim pada bumi.
Sahabat, menjaga kelestarian blue carbon adalah tugas kita bersama. Perlu upaya yang serius dari berbagai pihak, khususnya pihak pemerintah dalam menetapkan aturan hukum yang tegas. Dengan kesadaran serta kepedulian banyak pihak, maka diharapkan ekosistem blue carbon pun akan terjaga dan bumi pun akan lestari.
Rumah Zakat merupakan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) yang mengelola dan mendistribusikan zakat, infak, dan sedekah. Sahabat bisa menitipkan zakatnya melalui Rumah Zakat dengan mengikuti tautan ini.