[:ID]PONTIANAK. “Saya senang dapat ini bisa buka puasa, saya tinggal di tepi sungai kalau ada angin kencang bergoyang rumah ini “ ujar Palit (55th) penjajak kue di tepian sungai Kapuas, Pontianak.
Ibu Palit yang memiliki nama lengkap Juariah Kartina sudah menjada 10 tahun, ia setiap hari menjajakan dagangannya yang berupa kue keroket, belodar, pisang goreng tepian sungai kapuas
. Ia pun tinggal rumah kecil berukuran 5 x 5 meter di pinggiran sungai kapuas yang apabila ada angin kencang rumahnya bergoyang seperti mau roboh.
Saat menerima Bingkisan Lebaran Keluarga ia langsung sumringah pasalnya ia bisa memenuhi kebutuhannya di bulan puasa ini terutama saat sahur dan berbuka.
“Terimakasih Rumah Zakat,” ujarnya
Di bulan Ramadhan ini Pailit juga berharap agar ia bisa mendapatkan modal sehingga lebih banyak kue yang bisa ia jual.
Newsroom
Asrul / Lailatul Istikhomah[:en]PONTIANAK. “I am happy to be able to break the fast, I live on the riverbank if there is a strong wind this house might be broken down” said Palit (55th) cake seller on the banks of the Kapuas river, Pontianak.
Palit who has full name Juariah Kartina has been a window for 10 years, every day she peddling her wares in the form of keroket, belodar, banana fried at kapuas river bank.
He also lives in a small house measuring 5 x 5 meters on the banks of the river Kapuas in which if there is strong winds her house swayed like to collapse.
When receiving the Family Eid Gift she immediately smile because she can meet her needs in this fasting month, especially during ifthar and sahoor.
“Thank you Rumah Zakat,”s he said
In this Ramadan, Palit also hopes that she can get capital so more cakes that she can sell.
Newsroom
Asrul / Lailatul Istikhomah[:]