BANDUNG. Jika orang dewasa menunaikan qurbannya, tentu hal tersebut dimaklumi. Apalagi jika orang dewasa tersebut sudah bekerja, mempunyai gaji, penghasilannya bisa disisihkan sebagian untuk berqurban sebelum pengeluaran lainnya. Namun, akan sangat jarang sekali jika ada seorang anak yang masih duduk dibangku sekolah yang bertekad menunaikan qurban dari uang yang dihasilkannya sendiri.
Hal tersebut benar-benar dilakukan oleh seorang siswa SMP Juara Bandung yang bernama Fuad Khoirul Umam. Siswa rajin yang masih duduk dikelas VIII Ibnul Qoyyim ini, menunaikan qurbannya dari hasil berjualan es yogurt sejak masih duduk di bangku kelas VII. “Yogurt telah menjadi minuman ringan favorite dikalangan SMP Juara Bandung. Maklumlah, rasa capek ketika belajar langsung terobati dengan membeli yogurt yang harganya begitu murah-meriah, yaitu Rp.500,-. Jika waktu istirahat tiba, jualan Fuad pasti langsung diserbu,” tutur Kabag Kesiswaan SMP Juara Bandung, Wahyudi. Jumat (03/10).
Setiap hari diperjalanan menuju sekolah, Fuad terbiasa mengambil yogurt dari supplier untuk dijual di sekolah. Fuad mendapatkan keuntungan sebesar Rp.200.000 setiap bulannya. Dengan tekad yang kuat untuk berqurban, Fuad membiasakan diri untuk menabung setiap bulannya.
Hingga dalam kurun waktu setahun lebih, tabungannya telah mencukupi untuk membeli seekor domba yang akan diqurbankan atas namanya sendiri. “Melihat Fuad rasanya mendatangkan rasa kagum tersendiri. Dia tidak berfikir hanya untuk kesenangannya pribadi seperti membeli barang-barang kebutuhan pribadi yang sangatlah wajar untuk anak seusianya. Atau menghabiskan uang tabungannya untuk jalan-jalan. Namun, dia telah berfikir untuk akhirat, investasi yang tak pernah rugi selamanya,” tambah Wahyudi.
“Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa orang yang berkurban, berarti ia telah menginjakan satu kakinya di syurga. Semoga ada Fuad selanjutnya di antara ribuan siswa-siswa di Indonesia. Semoga kita merasa malu dengan banyaknya alasan yang dikemukakan ketika ingin berkurban. Kita belajar bahwa berkurban tak dibatasi umur, tak dibatasi berapa banyak harta yang kita miliki, namun bergantung seberapa tulus niat kita, dan seberapa tangguh kita memperjuangkannya menjadi sebuah kenyataan. Ditangan Allah lah terletak segala kemudahan,” pungkas Wahyudi.***