MEDAN. Untuk sebagian orang batok kelapa di buang begitu saja ketika air dan isinya diambil. Namun tidak demikian dengan Norma yang memanfaatkannya sehingga menghasilkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Ibu dari dua anak ini memulai usaha dari tahun 2005. Namun usahanya kurang berkembang, terutama di bidang pemasaran. “Dulu sempat mau dikirim ke Malaysia, tapi karena penggabungan batok ini masih pakai baut, akhirnya mereka menolak. Mereka maunya pakai lem saja.
Mendengar cerita tersebut, Micro Business Officer (MBO) Rumah Zakat cabang Medan, Rahmat Hidayat pun berinisiatif dan memberi masukan untuk mencoba penggabungannya dengan lem. “Alhamdulillah kini sudah bisa,” ujar Rahmat.
Akhirnya dalam waktu 1 minggu, Normah berhasil menjual 100 produk yang terbuat dari batok untuk kemudian dipasarkan oleh Rahmat. Adapun produk yang dihasilkan antara lain celengan, tempat permen, gantungan kunci, dan lainnya. “Semuanya dijual dengan harga sangat terjangkau namun kualitasnya baik,” tutur Rahmat.
Saat ini Norma terus melakukan inovasi. Hal itu bertujuan supaya produk yang ditawarkan di pasar semakin beraneka ragam.***
Newsroom/Nova Sary Rizki
Medan