images\food distribution 2.jpg” />”Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatkangandakan pembayatan kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (QS. Al Baqoroh, 2:245)
Memaknai kata pengorbanan seringkali membuat angan sempit kita berpikir bahwa kata itu adalah bilik orang-orang yang berpunya, punya harta, punya segala. Namun benarkah demikian???
Sejatinya sebuah pengorbanan tidak memberikan batas yang kasat pada materi, waktu, ruang juga gerak. Setiap detik, setiap tempat pada setiap jiwa, pengorbanan bersemayam.
Tak hanya harta yang bisa membuat kita berkorban, terlalu banyak hal yang bisa kita korbankan untuk menggapai kebahagiaan hakiki. Kebahagiaan kampung akhirat yang abadi.
Generasi sahabat telah mengajarkan pada kita bahwa, harta bukanlah milik kita sehingga kapanpun harus siap kita lepaskan. Mereka mengajarkan tentang pengorbanan harta untuk kemuliaan Allah.
Para syuhada telah mengajarkan kita, bahwa jiwa adalah bentuk pengorbanan. Ruh yang bersemayam dalam jasad, tak lagi berharga dibanding kenikmatan yang Allah janjikan.
Para ‘alim juga mengajarkan, ilmu yang bermanfaat adalah pengorbanan. Yang mana untuk memperolehnya, perlu pengorbanan menembus panas-terik, hujan badai, bukit, gurun juga lembah bahkan jurang. Ilmu itu pun mengajarkan kita untuk belajar berkorban.
Sejatinya hidup di dunia adalah pengorbanan, karena kita diminta untuk sesaat menunda kenikmatan di dunia, demi kenikmatan abadi. Jerih payah kita selama di dunia, baru akan kita nikmati secara utuh dan impas manakala sudah dihisab oleh Allah. Namun yang ada, kita sering ingin cepat melihat hasil dari segala usaha kita, yang boleh jadi tak kesemuanya berbalas di dunia namun di akhirat.
Kuncinya adalah kita mau berkorban. Pohon pisang menjadi ayat kauniyah-Nya yang mengajarkan pada kita tentang pengorbanan. Setelah tunas kecilnya tumbuh menjadi besar, berkembang dan berbuah, hingga buah ranumnya dinikmati manusia. Tak lama dia pun melayu hingga kemudian mati, tanpa menuntut apa yang telah di persembahkan dengan meninggalkan tunas baru yang akan melanjutkan pengorbanannya. Pohon pisang itu mengajarkan kita bahwa berkorban hanya sekali, karena hidup hanya sekali, di dunia ini. Lalu???kalau bukan sekarang? Kapan lagi? [Oph]
Berkorban Selalu …
Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
+1
+1
+1
+1
+1
+1
Kalkulator Zakat
Hitung zakat Anda secara akurat dengan kalkulator zakat kami
Donatur Care
Silakan cek riwayat donasi Anda disini
Link Terkait
-
Tips Agar Anak Semangat Mengaji, Orang Tua Wajib Tahu!
-
7 Amalan Sunnah Harian dan Memiliki Keutamaan Besar
-
Menikah Karena Agama: Kunci Pernikahan yang Kekal
-
Sepak Bola, Pergantian Pelatih Shin Tae-yong ke Patrick Kluivert, dan Pandangan Islam terhadap Olahraga
-
Cari Tahu Kebahagiaanmu Lewat Bahagia Meter
-
Sudah Benarkah Wudhumu? Begini Cara Wudhu yang Sesuai Sunnah Rasulullah!
-
Apakah Ada Dosa yang Tidak Diampuni Meski Bertaubat?