BERINVESTASI PADA PEREMPUAN, KURANGI ANGKA KEMISKINAN

oleh | Feb 9, 2010 | Inspirasi

oleh Trianita Kurniati

Branch Manager Empowering Rumah Zakat Indonesia Cabang Jakarta Timur

Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa 2/3 perempuan di dunia termasuk kategori miskin. Dalam bidang pendidikan, kesempatan mendapatkan pendidikan formal masih didominasi laki-laki, dengan prosentase 65%nya adalah anak perempuan tidak sekolah. Dalam bidang kesehatan, angka kematian ibu di Indonesia merupakan angka terbesar di Asia yaitu 375 per 100.000 kelahiran.

Jika dalam tulisan sebelumnya, terdapat Indikator Pembangunan Manusia dan Sasaran Pembangunan Millenium (IPM MDG’s) sebagai tolok ukur keberhasilah pembangunan suatu negara, maka turut disertakan pula Gender Related Development Index atau Indeks Pemberdayaan Gender, diukur dari 3 partisipasi perempuan dalam pemberdayaan politik, social dan kultural ( termasuk pendidikan ). Misalnya, salah satu Indikator partisipasi dan pemberdayaan perempuan dihitung dari :

• Rasio anak perempuan tehadap anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar, lanjutan, dan tinggi, yang diukur melalui angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak laki-laki.

• Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15–24 tahun, yang diukur melalui angka melek huruf perempuan/laki-laki (indeks paritas melek huruf gender).

• Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor pertanian.

• Proporsi kursi DPR yang diduduki perempuan.

Menjadi strategis melibatkan perempuan dalam proses pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan samapai dengan monitoring dan evaluasi. Sejarah telah mencatat, ratusan bahkan ribuan perempuan-perempuan tangguh telah berhasil ikut serta dalam perubahan kualitas hidup pribadi, komunitas maupun negara kearah yang lebih baik. Namun, masih banyak perempuan-perempuan di Indonesia yang membutuhkan fasilitasi dari para pelaku pemberdaya masyarakat untuk mendapatkan akses, informasi dan strategi intervensi dalam mengakselerasi turunnya angka kemiskinan. Maka berinvestasi kebaikan pada perempuan di Indonesia adalah sebuah investasi bernilai tinggi pada terwujudnya kemandirian bangsa ini.

Dalam konteks syariah, perempuan memiliki tugas yang sama dengan laki-laki yakni amar ma’ruf nahi munkar. Diperintahkannya perempuan untuk memikul tugas dan tanggungjawab ini menunjukkan bahwa perempuan juga berpotensi untuk membawa perubahan. Alloh berfirman :

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka ta’at kepada Alloh dan RosulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Alloh: Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksaa” ( QS. At Taubah:71 )

Dikorelasikan dengan peran program Rumah Zakat Indonesia di tahun 2009 akan didapat data yang cukup menggembirakan, yaitu 77% dari penerima manfaat KUKMI (Kelompok Usaha Kecil Mandiri ) adalah perempuan. Penerima manfaat Pelatihan wirausaha sebesar 65%, dan water well sebesar 60%. Pendampingan harian, pekanan maupun bulanan yang dilakukan Membership Relation Officer mencatat sebesar 55% penerima manfaatnya adalah perempuan. Data-data diatas perlu divalidasi dan diinsertkan dalam kontribusi penurunan angka kemiskinan di masing-masing wilayah kecamatan. Sungguh, jika usaha ini dilakukan dengan terarah, terukur dan berkelanjutan sudah pasti Senyum Mandiri, Senyum Sehat, Senyum Juara dan Senyum Indonesia akan terwujud.Insya Alloh.

 

 

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0