Oleh: Iwan Kartiwan Mashur, LC
“Tangan yang berada di atas lebih mulia dibanding dengan tangan yang berada di bawah.”
Demikian penggalan hadis yang sangat akrab di telinga kita, kata-kata penyemangat agar kita senang memberi dan semangat berbagi dengan sesama, adapun hadits tersebut lengkapnya adalah sebagai berikut: Dari Sahabat Hakim bin Hizam Radhiyallahu’anhu, ia mengisahkan:
“Pada suatu saat aku pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW dan beliau pun memberiku, kemudian aku kembali meminta kepadanya, dan kemudian beliau kembali memberiku, kemudian beliau bersabda, “Wahai Hakim sesungguhnya harta itu bak buah yang segar lagi manis, dan barang siapa yang mengambilnya dengan tanpa ambisi (tamak atau atas kerelaan pemiliknya), maka akan diberkahi untuknya harta tersebut. Dan barang siapa yang mengambilnya dengan keserakahan, niscaya harta tersebut tidak akan diberkahi untuknya, dan ia bagaikan orang yang makan dan tidak pernah merasa kenyang. Tangan yang berada di atas lebih mulia dibanding dengan tangan yang berada di bawah. Hakim melanjutkan kisahnya dengan berkata, kemudian aku berkata, “Wahai Rasulullah, demi Dzat yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran, aku tidak akan pernah lagi meminta harta seseorangpun sepeninggalmu hingga aku meninggal dunia.” (HR Muttafaq ‘Alaih).
Rasulullah SAW mencontohkan pada kita bagaimana selalu berpihak pada kemuliaan dan kebaikan dengan memposisikan diri sebagai tangan yang di atas (pemberi) hingga tidak pernah ada permintaan yang sempat ditolaknya meskipun hanya dengan kata-kata yang baik atau mendoakanya. Sebagaimana beliau mengingatkan kita agar memilki sifat qana’ah yakni senantiasa merasa cukup, dan berupaya mencari rezeki dengan cara yang baik maka akan senantiasa dibarengi dengan keberkahan.
Dan barang siapa yang mencari harta dengan penuh ambisi dan keserakahan, niscaya harta penghasilanya tidak akan diberkahi dan ia akan terhalangi dari keberkahan seluruh hartanya. Karena keserakahan akan mengikuti hawa nafsu lalu berani menghalalkan segala cara demi mendapatkan dunia, bahkan bisa jadi lebih buas dan binasa dari hewan. Hal ini disinyalir oleh Nabi SAW dalam hadis riwayat At Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Dua ekor serigala lapar yang dilepas di tengah-tengah domba tidak akan lebih merusak (buas) dari seorang yang ambisi pada harta dan berlebih-lebihan dalam agama.“
Sahabat yang budiman, kecenderungan untuk menikmati kesenangan dunia merupakan fithrah. Setiap kita pasti menginginkan hidup dalam keadaan senang dan berkecukupan, sebagaimana firman Allah SWT, “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas, perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik “. (QS. Ali Imron: 14)
Berbagi adalah salah satu cara agar kita tidak terlena dengan kehidupan dunia dan lebih memprioritaskan tempat kembali yang lebih baik yakni kampung akhirat, Rasulullah SAW memberikan motivasi dengan menjanjikan balasan luar biasa yang akan kita peroleh dari Allah SWT sebagimana dalam hadis berikut : At Tirmidzi meriwayatkan hadis dari Abu Sa’id Al Khudri ra.
Dari Nabi SAW bersabda: “Siapa saja diantara orang mukmin yang memberi makanan kepada orang yang lapar, maka Allah memberinya makan pada hari kiamat dari buah-buhan surga, Siapa saja diantara orang mukmin yang memberikan air minum kepada orang yang haus,maka Allah akan memberinya air minum pada hari kiamat dari minuman murni yang tertutup, siapa saja diantara orang mukmin yang memberi pakaian kepada orang yang telanjang, maka Allah memberinya pakaian dari pakaian warna hijau dari surga.“
Wallahu ‘Alam Bisshawaab