Sahabat, ketika menjalankan ibadah puasa, kita mengalami
ujian yang melampaui sekadar menahan lapar dan haus. Salah satu ujian terbesar
yang seringkali dihadapi adalah menjaga kontrol emosi, terutama dalam
menghadapi situasi-situasi yang menantang.
Larangan untuk marah-marah ketika berpuasa bukanlah sekadar
aturan, melainkan sebuah ajakan untuk mencapai kedamaian dalam diri. Saat kita
meresapi makna puasa, kita belajar untuk mengendalikan reaksi emosional kita
terhadap situasi sehari-hari, karena marah hanya akan membatalkan nilai
spiritual dari puasa itu sendiri.
Marah Saat Berpuasa
Marah merupakan respons alami manusia terhadap
ketidaknyamanan atau ketidakpuasan terhadap sesuatu. Namun, ketika kita
membiarkan marah menguasai diri, kita rentan kehilangan kendali dan merusak
hubungan dengan orang lain serta dengan diri sendiri.
Dalam konteks puasa, marah-marah menjadi lebih berat karena
tidak hanya mengganggu kesejahteraan kita sendiri, tetapi juga dapat mengganggu
kesejahteraan orang lain. Oleh karena itu, menahan diri dari amarah adalah
bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai kebaikan dan kesabaran yang diajarkan
dalam agama.
Baca Juga: Pintu Surga Khusus untuk Orang yang Berpuasa
Ada beberapa dalil dari Al-Qur’an dan hadis Nabi saw. yang
menunjukkan pentingnya menahan amarah saat berpuasa. Salah satunya adalah
firman Allah Swt. dalam surah Al-Baqarah ayat 183 berikut ini:
“Wahai orang-orang
yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
Menurut para mufasir, ayat ini menegaskan bahwa tujuan puasa
adalah agar kita mencapai ketakwaan, yang mencakup pengendalian diri termasuk
pengendalian emosi.
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim juga
menekankan pentingnya menjaga kontrol diri saat berpuasa.
Dalam hadis tersebut, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan
perkataan yang buruk dan perbuatan bodoh, maka Allah tidak membutuhkan dia
meninggalkan makanan dan minumnya.”
Hadis ini menggarisbawahi bahwa puasa tidak hanya tentang
menahan makan dan minum saja, tetapi juga tentang menahan diri dari perilaku
dan perkataan yang buruk, termasuk amarah.
Puasa Melatih
Kesabaran
Puasa memberi kesempatan untuk melatih kesabaran dan
toleransi. Dengan menahan diri dari merespons dengan amarah, kita belajar untuk
memahami perspektif orang lain, menghargai perbedaan, dan merespons dengan
lebih bijaksana. Ketika kita mampu mengendalikan emosi negatif, kita membuka
diri untuk menerima kebaikan dan kedamaian yang lebih dalam.
Dengan demikian, puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan
haus saja, tetapi juga tentang membersihkan hati dan menjaga kedamaian dalam
hubungan dengan sesama.
Mengelola emosi selama puasa juga mengajarkan kita untuk
lebih menghargai nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.
Baca Juga: Hal-Hal yang Diperbolehkan dalam Berpuasa
Dengan merasakan lapar dan haus, kita lebih memahami betapa
pentingnya rezeki yang diberikan kepada kita setiap hari. Dengan mengalami
keterbatasan ini, kita belajar untuk bersyukur atas segala yang telah diberikan
dan bersabar dalam menghadapi cobaan hidup.
Oleh karena itu, mengendalikan amarah saat berpuasa bukanlah
sekadar kewajiban, tetapi juga bentuk penghormatan dan rasa syukur atas
anugerah yang diberikan oleh Sang Pencipta.
Sahabat, ada banyak pilihan sedekah yang bisa kita berikan
saat Ramadan. Melalui Rumah Zakat, Sahabat bisa bersedekah setiap hari dengan
lebih mudah dan cepat. Tinggal ikuti tautan ini untuk memulai kebaikan kepada
sesama.