Oleh Eka Kurniawan
Rumah Zakat-Jakarta Barat
Sahabat, mari kita berbicara tentang kekayaan karena jika kekayaan disandingkan dengan tuntunan Islam, maka akan lebih terjaga dan terencana. “Kekayaan tidak membawa madharat bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT,” itulah pesan Sang Nabi. Kenapa? Karena kefakiran dapat mendekatkan kita dengan kekufuran. Sebaliknya, kekayaan dapat memudahkan kita dalam beribadah.
Misalnya saja dalam berjihad, bersedekah, berzakat, berhaji, berumrah, menafkahi keluarga, mencukupkan kebutuhan ahli waris, mencari guru (mursyid), menuntut ilmu, menegakkan ekonomi syariah, membangun sarana umat, dan meningkatkan bargaining position umat.
Salah satu bukti kekayaan Nabi Muhammad, ia memiliki banyak unta perah dan 20 untanya pernah dirampas oleh Uyainah bin Hishn. Bukan itu saja, Nabi Muhammad sendiri juga ditopang kekayaan dalam berdakwah. Di antaranya, ia punya unta dari jenis terbaik (al-Qashwa) dan keledai pilihan sehingga memudahkan perjalanan dan perjuangannya.
Akan tetapi, walaupun kaya, ia tetap bersahaja. Alih-alih bermewah-mewah, ia malah memanfaatkan hampir seluruh hartanya untuk tujuan jihad dan sedekah. Dengan pola hidup sedemikian, maka ketika wafat ia tiada meninggalkan warisan, tiada pula meninggalkan utang. Jadi, teladan kita itu kaya, lantas bagaimana dengan kita?
Mari kita pikirkan dan jawab masing-masing !!!!