BENARKAH ORANG YANG MEMPERBANYAK HARTANYA DENGAN RIBA AKHIR HIDUPNYA AKAN JADI MISKIN?

oleh | Jul 3, 2024 | Inspirasi

Ada sebuah kepercayaan yang tersebar luas di kalangan umat
Islam bahwa orang yang memperbanyak hartanya dengan riba pada akhirnya akan
mengalami kemiskinan. Hal ini menjadi perbincangan yang sering muncul dalam
kajian agama dan menjadi perhatian bagi banyak umat Islam yang menjalani
kehidupan di tengah arus ekonomi modern.

Namun, seberapa benarkah keyakinan ini? Apakah riba
benar-benar membawa seseorang menuju kehancuran finansial di masa depan? Mari
kita telaah lebih dalam dengan memandang pada landasan ajaran Islam yang
mengatur tentang riba.

Pengertian Riba

Riba, yang secara bahasa berarti peningkatan atau tambahan,
didefinisikan secara tegas dalam Islam sebagai pengambilan keuntungan tambahan
dari pinjaman uang atau barang dengan syarat-syarat tertentu yang dikenakan
kepada pihak yang meminjam.

Praktik riba telah diharamkan dalam Al-Qur’an dan
hadis-hadis Nabi Muhammad saw. dengan sangat tegas sebagai suatu perbuatan yang
mendatangkan keburukan dan bencana bagi individu maupun masyarakat secara
keseluruhan.

Baca Juga: Hikmah Pengharaman Riba

Salah satu hadis yang menjadi rujukan utama dalam masalah
ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah saw. bersabda,
“Sesungguhnya Allah melaknat orang yang memberi riba, yang menerimanya,
yang menuliskannya dan yang menjadi saksi atas transaksi itu, dan mereka semua
sama.” (H.R. Muslim).

Dari hadis ini, jelas terlihat bahwa riba tidak hanya
dilarang, tetapi juga dianggap sebagai suatu dosa besar yang mendatangkan
laknat Allah Swt. Hukuman atau konsekuensi dari melakukan riba tidak hanya
terbatas pada kehidupan akhirat, tetapi juga bisa berdampak pada kehidupan
dunia seseorang.

Konsekuensi Riba

Namun demikian, masalahnya adalah apakah orang yang
memperbanyak hartanya dengan riba akan mengalami kemiskinan di akhir hidupnya?
Ini menjadi pertanyaan yang menarik untuk dibahas lebih dalam.

Dalam konteks ini, perlu dipahami bahwa meskipun seseorang
mungkin merasakan kesenangan atau kesejahteraan sementara dari praktik riba
dalam kehidupan dunia ini, konsekuensi jangka panjang dari tindakan tersebut
adalah buruk.

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an, “Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Q.S.
Al-Baqarah: 275).

Baca Juga: Jual Beli dengan Cara Kredit Tergolong Riba atau Bukan Ya?

Ayat ini menggambarkan bahwa meskipun seseorang dapat
merasakan keuntungan sementara dari riba, namun pada akhirnya ia akan
menghadapi konsekuensi yang tidak menguntungkan, baik dalam kehidupan dunia
maupun akhirat. Hal ini dapat termanifestasi dalam bentuk kemiskinan, kerugian
dalam berbagai aspek kehidupan, serta keruntuhan moral dan spiritual.

 

Dengan demikian, keyakinan bahwa orang yang memperbanyak
hartanya dengan riba akan mengalami kemiskinan di akhir hidupnya bukanlah
sekadar mitos atau cerita menakut-nakuti. Hal ini didasarkan pada ajaran Islam
yang jelas dalam melarang riba serta dalil-dalil yang menjelaskan konsekuensi
buruk dari praktik tersebut. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, penting bagi
kita untuk menghindari riba dalam segala bentuknya, baik sebagai pemberi maupun
penerima, dan selalu berusaha mencari jalan yang halal dan berkah dalam
mengurus keuangan dan harta benda.

Sahabat, mari bantu saudara-saudara kita di Palestina yang ditimpa kesulitan dan penderitaan akibat penjajahan oleh pihak Israel. Sahabat bisa menitipkan donasi kemanusiaannya melalui Rumah Zakat dengan mengikuti tautan ini

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0