Belanja Hemat Jelang Ramadhan

oleh | Aug 29, 2005 | Inspirasi

Oleh : Hani Yuniani
Wartawan Majalah “LENTERA”

Mendekati bulan puasa, biasanya bukan cuma soal ibadah saja yang kita pikirkan. Masalah belanja baik itu makanan maupun pakaian terkadang malah mendominasi pikiran kita ketimbang ibadah. Di bulan puasa menu makanan yang beragam seolah menjadi “kewajiban”. Belum lagi ketika bulan Ramadahan akan berakhir, kita kembali berpikir keras bagaimana tampil menarik di harilebaran . Keinginan-keinginan tersebut bukan tidak boleh tetapi hendaknya dibarengi dengan pengaturan yang tepat.

Berikut ada tips agar belanja kita bisa lebih hemat.

Pertama, mencari atau mencatat semua pengeluaran yang Anda dan keluarga lakukan. Memang melakukannya bukanlah pekerjaan yang menyenangkan. Tetap jika kita telah terbiasa melakukannya kita akan mendapat masukan kemana saja uang yang kita keluarkan.

Kedua, keputusan untuk membeli sesuatu haruslah didasari oleh sebuah kebutuhan. Jangan membelinya hanya karena dorongan atau ketertarikan karena promosi serta iklan besar-besaran.Para produsen tentunay tak melewatkan kesempatan emas di bulan suci iniuntuk memasang iklannya di segala media.Salah satu hal yang harus dibedakan adalah kebutuhan dan keinginan. Banyak keluarga yang mengabaikan hal ini.
Bila ditinjau dari keuangan keluarga maka kebutuhan adalah segala hal yang harus disediakan keluarga untuk dapat menjalankan kehidupannya dengan baik. Hal ini berkaitan dengan segala kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Sedangkan keinginan, lebih dipengaruhi oleh pemuas hati Anda dan keluarga

Salah satu cara untuk mencegah kebiasaan berbelanja adalah menghindari belanja sebagai salah satu rekreasi keluarga.

Bila memperhatikan kebiasaan keluarga di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, jalan-jalan ke mal merupakan salah satu rekreasi yang banyak dipilih dan digemari oleh banyak keluarga, karena sekarang ini, mal-mal memberikan bukan saja sarana belanja dengan berbagai jenis produk tapi menyediakan banyak tempat bermain untuk anak-anak. Di Bulan Ramadhan pusat-pusat perbelanjaan lebih ramai daripada di mesjid-mesjid. Nah, jangan sampai minggu yang paling berharga itu kita lewatkan dengan berputar-putar di mall saja.

Ketika tergoda denagn sebuah produk, Bertanyalah pada diri sendiri.
apakah saya betul-betul membutuhkannya, apakah saya akan banyak menggunakannya, apakah ada alternatif lain yang dapat menggantikannya?

Terkadang masyarakat hanya melihat bahwa pemasukan yang diperoleh setiap bulan tidak mencukupi kebutuhan bulanan yang menjadi permasalahan utama padahal ada satu hal lagi yang seharusnya juga menjadi prioritas, yaitu pengaturan atau perencanaan pengeluaran keluarga.

Hal ketiga yang perlu perlu diperhatikan dalam berbelanja adalah soal tempat.
carilah tempat yang sedekat mungkin dengan pabriknya atau produsennya. Biasanya, semakin dekat dengan produsen akan semakin murah. Dekat disini tentunya bukan berarti jaraknya yang dekat, melainkan jalur distribusinya yang dekat. Dalam arti harga di agen atau toko grosir pasti lebih murah daripada harga di toko, dan harga di toko biasanya juga lebih murah dari harga di pengecer.

Selanjutnya adalah waktu berbelanja.
Contoh sederhana adalah ketika ingin membeli buah-buahan, produk ini harganya naik atau turun seiring dengan musimnya. Kalau Anda ingin membeli buah-buahan untuk di rumah, pilihlah buah-buah yang sedang musim. Biasanya pusat perbelanjaan atau toko menawarkan harga khusus untuk buah yang sedang musimnya.
Beda halnya dengan membeli pakaian. Untuk membeli pakaian, justru hal sebaliknya yang terjadi. Jangan ikuti musim. Pakaian justru didiskon ketika musimnya sudah lewat. Hal ini mungkin terlihat jelas di negara dengan 4 musim. Disana, pakaian hangat diobral habis jika musim dingin sudah berlalu. Dan pakaian musim dingin pun didiskon besar-besaran begitu salju sudah usai. Di Indonesia memang tidak seekstrim itu, tapi belanja pakaian ketika lebaran sudah lewat juga tidak masalah toh.

Ada satu kebiasaan dari pedagang yang unik yang bisa kita manfaatkan untuk mendapatkan barang bagus dengan harga murah. Yaitu kebiasaan untuk memberi penglaris dan penghabis untuk barang-barang yang bisa ditawar. Biasanya pedagang memberikan diskon khusus untuk konsumen mereka di pagi hari sebagai penglaris. Dan mereka juga terkadang memberikan diskon khusus untuk yang pembeli terakhir yang menghabiskan barang dagangannya di hari itu. Tapi ingat, hal ini cuma berlaku untuk produk yang cepat rusak dan dijual harian seperti bahan makanan, sayuran dan kue basah.

Kalau ada waktu yang baik untuk belanja tentunya juga ada waktu yang buruk untuk belanja. Misalnya ketika lapar, hindari belanja ketika lapar. Karena rasa lapar akan menambah napsu belanja, terutama belanja produk makanan. Hindari juga belanja ketika bosan atau sedih. Karena kalau Anda bosan atau sedih, kemudian menjadikan belanja sebagai jalan keluar, biasanya Anda akan lebih banyak cuci mata dan window shopping. Dan hal ini bisa mendorong untuk belanja diluar kebutuhan.

Begitu juga kalau suasananya sedang tidak enak seperti kecapekan, kepanasan atau kedinginan. Karena kondisi tubuh yang tidak fit bisa membuat Anda tidak tenang belanja dan ingin segera pulang. Akhirnya Anda pun terburu-buru dan malas untuk menawar untuk memilih harga yang lebih murah. Inginnya transaksi cepat seleai dan segera pulang. Alhasil, masalah harga pun luput dari perhatian.

Satu hal akhir yang menurut hemat kami sangat penting berkenaan dengan pengeluaran adalah menyisihkan sedikit demi sedikit secara berkala untuk tujuan masa dating jangan sampai habis lebaran kantong jadi kososng dan kiat tinggal gigit jari Dari hasil gaji setiap bulan dan bonus THR(Tunjangan Hari Raya) yang didapat atau arus masuk yang didapat secara cermat Anda harus mengaturnya untuk dapat memenuhi semua kebutuhan keuangan keluarga. tapi satu hal yang harus Anda ingat adalah menyisihkan sebagian, walau kecil, untuk tujuan masa datang.***

Dikutip dari berbagai sumber

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0