[:ID]YOGYAKARTA. “Usaha itu yang penting sabar dan telaten, kadang untung dan rugi itu biasa,” pesan Pak Wito kepada ibu-ibu lansia di Pembekalan Kegiatan Wirausaha bagi Lansia (16/09) yang diadakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
Kali ini Relawan Inspirasi (RI) Desa Patehan, Yogyakarta Edy Dwi Daryapto, bekerja sama dengan RI Bantul, Sarmuji Mulyono menghadirkan Pak Wito sebagai tokoh inspiratif di acara tersebut. Bertempat di Wisma Sargede, ibu-ibu lansia diberi pelatihan selama 3 hari. Dan di hari terakhir ibu-ibu diberi asupan motivasi.
Pada tahun 2000, istrinya meninggal, tak lama kemudian anaknya juga menyusul karena sakit yang dideritanya. Keadaan demikian tak mematahkan semangat beliau untuk melanjutkan hidup, terlebih beliau juga merawat cucu-cucunya.
Berselang waktu, beliau kini hidup sendiri. Cucunya yang meramaikan rumah sekarang ikut dengan orang tuanya. Meski demikian, hari-harinya tetap dilalui dengan terus beraktivitas seperti biasa seperti bermasyarakat, beribadah, dan berjualan. Bersyukur beliau memiliki tetangga dan pengurus kampung yang memperhatikan dirinya.
Di akhir beliau berbagi tips tentang segar wajah dan badannya di usianya yang sudah lanjut, “Hidup itu dibuat nyaman, bersyukur. Saya juga suka gojek lo, Bu.” ucapnya.
Newsroom/Dani
Yogyakarta
[:en]YOGYAKARTA. “The most important things are patience and painstaking, sometimes profit and loss is common,” Mr. Wito’s message to elderly mothers in the Training of Entrepreneurial Activity for the Elderly (16/09) held by the Ministry of Labor of the Republic of Indonesia.
This time Facilitator of Rumah Zakat in Patehan Village, Yogyakarta Edy Dwi Daryapto, collaborated with Facilitator of Rumah Zakat in Bantul, Sarmuji Mulyono. They presented Mr. Wito as an inspirational figure at the event which located at Wisma Sargede, elderly ladies were trained for 3 days. And in the last day the audience would get motivation.
In 2000, his wife had passed away, soon his son also followed because of the illness he suffered. Such circumstances do not discourage him to continue his life, especially he also took care of his grandchildren.
He lives alone, his granddaughter who enliven the house now went with her parents. Nevertheless, his days are still passed by continuing activities as usual such as social, worship, and selling. Gratefully he has neighbors and caretakers who care for him.
At the end he shared tips on his fresh face and body at his advanced age, “Life is made comfortable, grateful, I even also work as gojek driver, ma’am.” He said.
Newsroom / Dani
Yogyakarta
[:]