Allah Azza wa Jalla
menciptakan makhluk-Nya dengan bentuk yang berbeda-beda. Setiap penciptaan-Nya
sangat berarti dan mengandung banyak sekali pelajaran. Kita sebagai hamba tidak
berhak menghina atau mengejek ciptaan-Nya. Mengapa? Karena sejatinya setiap
manusia diciptakan-Nya dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak
ada kesempurnaan dari diri manusia. Hanya Allah Swt-lah sang pemilik
kesempurnaan itu.
Kepada manusia, Allah Swt. pun telah menyajikan segenap ujian
kehidupan yang beraneka ragam. Sebagian orang misalnya diuji dengan berkurangnya
nikmat jasmani. Contohnya seperti tidak mempunyai penglihatan, pendengaran,
atau ketidakmampuan untuk mengggerakkan anggota tubuh tertentu. Dan bagi insan
yang lain mungkin ujian kehidupannya bisa dalam bentuk lainnya.
Baca Juga: Tips Menghadapi Ujian Hidup Menurut Ajaran Islam
Disabilitas dalam
Pandangan Islam
Sahabat, ketika Allah Azza
wa Jalla menurunkan ujian berupa disabilitas, maka hendaklah jangan
langsung berprasangka buruk kepada-Nya. Allah Swt. berfirman dalan surah
Ibrahim ayat 34 berikut ini:
“Dan jika kamu
menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.
Sesungguhnya, manusia itu (pada umumnya) zalim dan mengingkari (nikmat
Allah).”
Baca Juga: Jangan Iri dengan Kehidupan Orang Lain
Sahabat, tahukah? Allah Yang Maha Kuasa, memberikan ganti
kepada orang-orang yang memiliki kekurangan dengan karunia dalam bentuk-bentuk
yang lain. Dibalik kekurangan para penyandang disabilitas bisa saja Allah Swt. memberikan
keistimewaan seperti kecerdasan yang menakjubkan, ingatan yang kuat, atau daya
tangkap yang sangat tajam. Demikian pula baginda Nabi saw. panutan kita. Beliau sangat
penyayang terhadap umatnya, tidak terkecuali kepada kaum muslimin yang
disabilitas.
Sikap Rasulullah saw.
Terhadap Penyandang Disabilitas
Sahabat, ada beberapa hal yang biasa Nabi Muhammad saw.
lakukan kepada disabilitas. Berikut pemaparannya!
Pertama, Rasulullah
saw. menasihati mereka agar bersabar dan memberi kabar gembira yaitu surga yang
tidak akan pernah berakhir kenikmatannya.
Baca Juga: Doa-Doa untuk Meraih Keberkahan Hidup
Kedua, Rasulullah
saw. sangat memperhatikan perasaan mereka. Beliau tidak pernah mengucapkan
kata-kata yang menyinggung perasaan. Kisah perlakuan baginda kepada Abdullah
bin Mas’ud yang memiliki tubuh paling kecil dibanding para sahabat lainnya menjadi
salah satu contoh yang luar biasa.
Ketiga,
Rasulullah saw. senantiasa mengunjungi dan memenuhi permintaan mereka. Pernah
suatu kali beliau memenuhi permintaan Itban bin Malik yang lemah penglihatannya
supaya berkenan menegakkan salat di rumah Itban tersebut.
Keempat,
Rasulullah saw. selalu memperhatikan kebutuhan mereka serta meringankan kesulitan
yang mereka hadapi.
Dan kelima,
kepada para penyandang disabilitas, Rasulullah saw. tidak menghalangi mereka
untuk berjihad di jalan Allah. Masyaallah!
Baca Juga: Menyelesaikan Masalah dengan Sedekah
Ada seorang sahabat yang pincang kakinya bernama Amr bin Al
Jamuh yang memohon izin kepada beliau untuk turut serta berjihad di medan Uhud.
Kemudian Amr memperoleh syahid sebagaimana yang dicita-citakannya.
Sahabat, demikianlah perlakuan Nabi Muhammad saw. kepada kaum
disabilitas. Rasul saw. alangkah welas
asih dan penuh kasih sayang. Perlakuan tersebut berhasil meningkatkan
kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dibalik ujian selalu ada hikmah dan ruang
kebaikan yang lebih luas untuk kita gapai bersama-sama. Semoga kita pun bisa
mencontoh perilaku Rasulullah saw. kepada mereka yang disabilitas.