Sahabat, Islam telah menuntun kita dalam etika menyambut
tamu. Adalah suatu kehormatan bagi kita untuk menjamu tamu dengan penuh
kehangatan. Tidak hanya sekadar membukakan pintu dan mempersilakan masuk saja,
akan tetapi juga dengan memuliakannya.
Rasulullah saw. terkenal sebagai sosok yang sangat
memuliakan tamunya. Rasul saw. tidak akan berlaku kikir kepada tamu yang mendatangi
kediamannya. Keteladanan Rasul saw. dalam menyambut tamu pun diikuti oleh para
sahabatnya.
Baca Juga: 5 Adab Muslim Terhadap Binatang
Menjauhi Sikap Kikir
dalam Menjamu Tamu
Dalam kisah yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a., pernah suatu
hari Rasulullah saw. kedatangan seorang tamu yang tampak kesusahan. Saat itu Rasulullah
saw. dan keluarganya hanya bisa menjamu dengan air putih karena kondisi yang
juga serba kesusahan. Agar tamu tidak kecewa, akhirnya Rasul saw. pun
menawarkan kepada para sahabatnya untuk menjamu tamu tersebut. Kemudian ada
dari kalangan sahabat Anshar yang berkenan menyambut tamu tersebut.
Setibanya sang tamu di rumah sahabat Anshar, istri sahabat Anshar
tersebut kebingungan karena hanya bisa menjamu tamu dengan makanan yang hanya
tersisa satu porsi lagi, yang bahkan porsi makanan itu merupakan jatah makan
malam untuk anaknya.
Karena berniat mengharapkan rahmat dari Allah Swt. dan
bertekad memuliakan tamu, akhirnya sahabat Anshar dan istrinya itu pun
memberikan makanan yang tinggal satu porsi itu kepada sang tamu. Lalu, apa yang
terjadi kemudian?
Baca Juga: Wajib Tahu! Inilah Adab Terhadap Tetangga
Keesokan harinya, sahabat dari Anshar itu berjumpa dengan
Rasulullah saw. Rasul saw. pun memuji sikap sang sahabat dalam memuliakan
tamunya karena Allah Swt. pun kagum dengan pengorbanan sang sahabat. Bahkan,
peristiwa ini menjadi salah satu sebab turunnya surah Al-Hasyr ayat 9 berikut
ini:
“…dan mereka
mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka
sangat membutuhkan (atas apa yang mereka berikan). Dan siapa yang dipelihara
dari sifat kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang beruntung.”
Berlaku Ramah pada
Tamu Adalah Adab Islam
Sebagai tuan rumah, menyambut tamu dengan ramah adalah salah
satu adab yang diajarkan oleh Islam. Sambutan ramah ini tentu akan membuat nyaman
sang tamu dan bisa mengokohkan tali silaturahmi. Kebahagiaan inilah yang
menjadi salah satu bentuk keberkahan dari memuliakan tamu.
Nabi Muhammad saw. bersabda dalam sebuah hadis qudsi,
“Sesungguhnya, rahim itu berasal dari Arrahman lalu Allah berfirman,
‘Siapa menyambungmu Aku menyambungnya dan barangsiapa memutusmu Aku
memutusnya.'” (H.R. Bukhari). Hadis
ini menjadi pertanda bahwa saling berkunjung atau bertamu bisa menyambung tali
silaturahmi.
Baca Juga: Adab Seorang Muslim Terhadap Nonmuslim
Tak hanya itu, dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah r.a., Baginda Nabi saw. pun pernah bersabda, “Barang siapa beriman kepada Allah Swt. dan hari akhir, maka
hendaklah ia memuliakan tamunya. Barang siapa beriman kepada Allah Swt. dan hari
akhir, maka hendaklah ia mempererat hubungan kekeluargaannya. Dan barang siapa
beriman kepada Allah Swt. dan hari akhir, maka hendaklah ia mengucapkan yang
baik ataupun berdiam diri saja.” (Hadis Muttafaq ‘Alaih).
Demikianlah sebagian adab Nabi Muhammad saw. dalam
memuliakan tamu. Kesibukannya dalam mengurus urusan umat Islam tidak melalaikan
beliau memenuhi hak-hak seorang tamu yang datang mengunjunginya. Masyaallah! Semoga kita bisa mencontoh
teladan Rasulullah saw. dan para sahabat.
Sahabat, yuk unduh aplikasi Rumah Zakat App untuk kemudahan
berzakat, infak, dan sedekah! Untuk mengunduh melalui Play Store bisa klik di
sini. Dan untuk mengunduh melalui App Store bisa melalui tautan ini.