Sahabat, peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw. adalah suatu
peristiwa penting bagi umat Islam. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad saw. dan
pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah untuk melarikan diri dari tekanan yang
diberikan oleh kaum kafir Quraisy di Mekah.
Dalam perspektif Islam, hijrah bukan sekadar perpindahan
fisik saja, tetapi juga perpindahan dari situasi yang buruk menuju situasi yang
lebih baik. Pada saat itu, Nabi Muhammad saw. dipaksa melakukan hijrah karena
tidak ada bantuan atau perlindungan dari keluarganya setelah kematian Abu
Thalib. Selain itu, kepemimpinan Bani Hasyim berpindah ke tangan Abu Lahab yang
menolak memberikan perlindungan kepada Nabi Muhammad saw. Tekanan yang besar dari
kaum Quraisy terhadap kaum muslimin juga menjadi faktor penting, sementara
penduduk Madinah bersedia membantu Nabi Muhammad saw. dan menyebarluaskan
Islam.
Baca Juga: Sejarah Maulid Nabi Muhammad
Sebelum hijrah, Nabi Muhammad saw. mendapat petunjuk dari
Allah SWT melalui mimpi, yang mengarahkannya ke Kota Yatsrib (Madinah). Beliau
memerintahkan para sahabatnya untuk berhijrah secara bertahap, sendirian, atau
berkelompok. Nabi Muhammad saw. menggunakan strategi untuk menghindari upaya penangkapan
oleh kaum Quraisy. Beliau berangkat lebih awal dari biasanya, menjalani rute
yang tidak biasa, dan tinggal di Gua Tsur sebelum melanjutkan perjalanan ke
Madinah.
Sahabat, hijrah yang dilakukan Rasulullah saw. dan para sahabat
ini bukan sekadar perpindahan fisik saja, melainkan juga mengandung pelajaran
spiritual penting. Lalu, apa sajakah pelajaran atau hikmah dari peristiwa
hijrah ke Madinah? Berikut poin-poin penjelasannya!
1. Jika di suatu tempat terjadi kemungkaran dan tidak ada
upaya untuk mengubahnya, umat Islam seharusnya tidak bertahan di situ dan
segera meninggalkannya. Namun, jika masih ada peluang untuk memperbaiki keadaan,
umat Islam sebaiknya bertahan dan berusaha menghilangkan kemungkaran tersebut.
Baca Juga: 4 Perang di Zaman Rasulullah yang Terjadi di Bulan Syawal
2. Saat melakukan hijrah, Rasulullah saw. menunjukkan
keahliannya dalam merencanakan dan melaksanakan strategi dakwah. Walaupun dakwahnya
dibantu oleh Allah Swt., Rasulullah saw. tetap tunduk pada hukum sebab akibat,
seperti manusia pada umumnya.
3. Kegigihan Nabi Muhammad saw. dalam berdakwah terlihat
dari usahanya menghadirkan inovasi-inovasi baru dalam dakwah, didukung oleh
alasan-alasan yang relevan sebagai dasarnya.
4. Sebagai pemimpin, Rasulullah saw. memikirkan dengan
sungguh-sungguh kepentingan umatnya. Beliau berupaya agar umatnya terlindungi
dari siksaan dan provokasi pihak lain. Bahkan, Nabi Muhammad saw. menjadi orang
terakhir yang meninggalkan Mekah setelah memastikan semua umat Islam selamat
dalam proses hijrah menuju Madinah.
Nah, itulah hikmah-hikmah yang bisa kita petik dari
peristiwa hijrah yang dilakukan Rasulullah saw. dan para sahabat. Sebagai
muslim yang beriman, kita dianjurkan untuk mempelajari Shiwah Nabawiyah agar bisa memiliki contoh atau role model dalam kehidupan sehari-hari.