Pernahkah kamu merasa bangga atas pencapaian yang sudah kamu raih? Rasa bangga memang menjadi suatu hal yang wajar, tetapi dalam Islam, kita perlu berhati-hati agar rasa bangga tersebut tidak berubah menjadi ujub.
Ujub merupakan rasa bangga yang berlebihan hingga merasa diri lebih baik daripada orang lain. Lantas, adakah batasan membanggakan diri dalam Islam?Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, yuk simak artikel berikut!
Mengapa Ujub Berbahaya?
Ujub adalah sikap merasa kagum pada diri sendiri, merasa lebih unggul, dan meremehkan orang lain. Dalam Islam, ujub dianggap sebagai penyakit hati yang berbahaya karena dapat merusak amal baik dan menyebabkan seseorang menjadi sombong. Dalam Q.S Luqman: 18, Allah SWT berfirman:
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
Tidak hanya merusak hubungan dengan sesama manusia, Ujub juga mengundang murka Allah SWT. Ketika seseorang merasa terlalu bangga dan sombong, ia cenderung mengabaikan Allah SWT dalam memohon ampunan dan pertolongan.
Membanggakan Diri yang Diperbolehkan
Lalu, apakah kita tidak boleh merasa bangga sama sekali? Tentu saja boleh, asalkan dalam batas yang wajar dan tidak menimbulkan kesombongan. Islam mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat dan kemampuan yang diberikan . Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim).
Dalam hal ini, membanggakan diri yang diperbolehkan adalah rasa syukur yang diwujudkan dengan pengakuan bahwa semua yang kita raih adalah karunia dari Allah SWT. Dengan begitu, rasa bangga tersebut tidak berubah menjadi ujub karena kita menyadari bahwa semua itu bukan murni hasil usaha kita sendiri, tetapi juga berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT.
Batasan Membanggakan Diri Dalam Islam
Dalam Islam, terdapat batasan yang jelas tentang bagaimana kita seharusnya bersikap terhadap diri sendiri dan orang lain. Ketika merasa bangga atas pencapaian, kita harus selalu ingat untuk tidak merendahkan orang lain. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian semua saling merendahkan diri sehingga tidak ada seorang pun yang menyombongkan diri kepada yang lain dan tidak ada seorang pun yang menzalimi yang lain” (HR. Muslim).
Selain itu, kita juga dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam memuji diri sendiri. Ujub bisa muncul ketika kita terus-menerus memuji diri sendiri tanpa menyadari kekurangan dan kelemahan yang kita miliki. Maka dari itu, penting bagi kita untuk selalu rendah hati dan mengakui bahwa kita adalah makhluk yang lemah dan membutuhkan pertolongan Allah SWT.
Kesimpulan
Itulah tadi pembahasan mengenai ujub, batasan membanggakan diri dalam Islam. Jadi, rasa bangga atas pencapaian merupakan suatu hal yang wajar, tetapi kita perlu berhati-hati agar tidak terjerumus ke dalam ujub. Dengan memahami batasan yang diajarkan dalam Islam, kita bisa tetap bersyukur atas semua yang diberikan Allah SWT tanpa merasa lebih baik dari orang lain. Nah, sekian artikel kali ini. Yuk, ikuti informasi seputar Islam lainnya bersama kami di Rumah Zakat.