BATAM, JANGAN MENANGIS !

oleh | Jul 15, 2006 | Inspirasi

Kamis, 13 Juli 2006. dua orang ibu mengetuk pintu kantor Rumah Zakat Indonesia- Batam. Sebelum memasuki pintu, kedua ibu itu melepas sandal terlebih dahulu, kemudian langsung duduk setelah kupersilahkan keduanya untuk duduk. Singkat cerita kedua ibu itu mengajukan bantuan untuk biaya pendaftaran ulang putrinya yang memasuki pendidikan SLTP. Selain mengajukan bantuan pendidikan, kedua ibu tersebut juga mengajukan bantuan untuk membuka usaha kecil-kecilan. Ingin sekali saya membantu kedua ibu tersebut. Ketika saya mencoba memberikan solusi untuk meminta surat keterangan tidak mampu dari RT/RW setempat kemudian mengajukan ke pihak sekolah untuk mengangsur biaya daftar ulang tersebut, kedua ibu itu marah ?De? untuk meminta tanda tangan harus bayar 10.000 dan untuk minta satu cap bayar lagi 5.000 cap-nya kan ada dua, jadi kami harus keluarin uang 20.000 hanya untuk mendapatkan surat itu. Mending buat makan anak kami Dik. Lagi pula ada tetangga depan kami yang juga minta diangsur, tapi tetap aja ga bisa. Kalo tidak bisa bayar ya sudah, cari saja sekolah lain yang mau menampung.” Mendengar cerita kedua ibu tadi, mendadak hati saya serasa diiris-iris, sakit sekali. Saya terdiam. Tidak lama kemudian, ibu itu berkata lagi ?Kalo tidak dibayar besok, anak saya tidak bisa sekolah de, kasihanilah kami De.?

Ketika hendak pulang, salah satu dari kedua ibu itu berkata ?Dek, ada uang 3000? Untuk bayar ojek, kalo dari sini sampai Simpang Kabil, biarlah kami jalan kaki, tapi kalo dari Simpang Kabil sampai Batu Aji, tak sangguplah kami jalan kaki. Sekarang pun kaki kami sakit, perut kamipun minta diisi, dari semalam (kemarin) kami tak makan, anak kamipun teriak-teriak terus minta makan, malu lah kami De, suami saya pacaran lagi.Tak kasih nafkah buat keluarganya.? Saya kembali terbengong-bengong mendengar cerita itu itu. Kami sama-sama terdiam, kemudian kedua ibu serentak mengambil permen yang ada di meja, dengan cepat kedua ibu itu menghabiskan permen yang kami sediakan untuk tamu. Sisanya dimasukan dalam tas mereka ?Ini untuk cucu kami?.? Kata ibu itu sambil tersipu malu.

Itulah keadaan kita sekarang. Semuanya serba uang, hanya untuk minta cap saja kita harus mengeluarkan uang. Tidak heran jika pelayanan Mobil Jenazah Gratis sangat membantu masyarakat Batam, khususnya saudara kita yang tidak mampu. Mereka pun terkadang tidak percaya bahwa pelayanan Mobil Jenazah Gratis itu benar-benar gratis.

Batam, kini menangis karena malihat warganya tak lagi sensitive dengan keadaan lingkungan sekeliling. Bumi Batam, kau tak perlu menangis. Kita bersama mengikis kedukaan ini.

Erni Faridah
Batam