[:ID]BANTUAN KEMANUSIAAN UNTUK MUSLIM ROHINGYA[:en]HUMANITARIAN AID FOR ROHINGYA MUSLIMS [:]

oleh | Sep 4, 2017 | News

[:ID]MYANMAR. Sebagian besar dari satu juta Muslim Rohingya yang tinggal di Myanmar tinggal di negara bagian Rakhine Utara. Mereka mengalami penganiayaan berat sebagai minoritas, negara pun menolak mengakuinya sebagai etnis asli yang sah.

Kini mereka hidup tanpa status warga negara dan kehilangan hak-hak dasar sebagai manusia.

Tiga sumber PBB menyebutkan bahwa sekitar 27.400 Muslim Rohingya telah menyebrang ke Bangladesh dari Myanmar sejak Jumat lalu (01/09).

International Organization for Migration mengatakan, saat mereka melarikan diri ke Bangladesh, ratusan orang Rohingya terdampar di tanah tak bertuan di perbatasan negara-negara tersebut (sumber: Republika).

Sejak 31 Agustus 2017, tim program kemanusiaan Rumah Zakat telah berada di Myanmar untuk membantu warga Muslim Rohingya yang berada di desa-desa di pedalaman Sittwe. Warga desa memiliki akses dan sumber daya yang terbatas karena dilarang untuk meninggalkan desanya oleh otoritas di sana.

Infrastruktur seperti bangunan rumah, air bersih, dan drainase pun dalam kondisi yang buruk.

Untuk membantu warga di desa-desa ini, Rumah Zakat menginisiasi beragam program, seperti distribusi hewan qurban, distribusi kornet dan rendang Superqurban, inisiasi pembangunan Sekolah Darurat dan penyediaan sarana pendidikan untuk anak-anak Muslim Rohingya.

“Karena mereka tidak bisa keluar dari desa serta tidak diakui kewarganegaraannya, maka anak-anak pun tak memiliki akses untuk mendapatkan pendidikan formal. Karenanya, Rumah Zakat bersama Human Concern International (HCI) menginisiasi Sekolah Darurat di sini,” jelas Andri Murdianto, Koordinator Aksi Kemanusiaan Rumah Zakat di Myanmar.

Newroom /Ria Arianti
Myanmar[:en]MYANMAR. Most of the one million Rohingya Muslims living in Myanmar live in the state of North Rakhine. They suffered severe persecution as a minority, the state refused to recognize them as a legitimate ethnicity.

Now they live without citizen status and lose basic rights as human beings. Three UN sources say that about 27,400 Rohingya Muslims have crossed into Bangladesh from Myanmar since last Friday (09/01).

The International Organization for Migration said, as they fled to Bangladesh, hundreds of Rohingyas were stranded in no man’s land on the border of those countries (source: Republika).

Since 31 August 2017, Rumah Zakat humanitarian program team has been in Myanmar to help Rohingya Muslims residing in the villages in the hinterland of Sittwe. Villagers have limited access and resources because they are forbidden to leave their village by the authorities there.

Infrastructure such as building houses, clean water, and drainage were in poor condition.  To help residents in these villages, Rumah Zakat initiated various programs, such as the distribution of qurbani animals, the distribution of Superqurban corned beef and Superqurban rendang, the initiation of the construction of the Emergency School and the provision of educational facilities for Muslim Rohingya children.

“Since they cannot get out of the village and are not recognized by their citizenship, the children do not have access to formal education. Therefore, Rumah Zakat with Human Concern International (HCI) initiated Emergency School here, “explained Andri Murdianto, Coordinator of Humanitarian Action of Rumah Zakat in Myanmar.

Newroom /Ria Arianti
Myanmar[:]