JAKARTA. Bank DKI kembali bersinergi dengan Rumah Zakat meresmikan Program Kebun Hidroponik di Rusunawa, Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Rumah Zakat mengajak Bank DKI menyalurakan Program CSR (Corporate Social Renposibility) dalam program penyediaan Kebun Hidroponik dan support petani konvensional di Rusun Jatinegara.
Peresmian kebun Hidroponik yang dihadiri oleh Direktur Kepatuhan Bank DKI, Budi Mulyo Utomo. kepala Dinas Perumahan, Agustino Darmawan dan Direktur Rumah Zakat, Asep Nurdin di Jakarta.
Direktur Kepatuhan Bank DKI, Budi Mulyo Utomo menjelaskan,” Bank DKI menyalurkan program dalam bentuk penyediaan fasilitas Hidroponik bertujuan untuk meningkatkan terciptanya lingkungan hijau di DKI Jakarta”. Hidroponik sendiri merupakan budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan mekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman”, jelas Budi mulyo, usai meresmikan Kebun Hidroponik, Selasa (12/12).
Penyediaan fasilitas Hidroponik bukan hanya dapat menciptakan kegiatan positif, namun juga dapat memberikan manfaat finansial bagi penghuni Rusunawa Jatinegara Kaum. “Dengan melakukan penanaman melalui kebun Hidroponik yang kami sediakan, kualitas sayuran yang dipanen menjadi lebih baik sehingga nilai jualnya dapat menjadi lebih tinggi”, ungkap Budi Mulyo.
Ia juga menyebutkan, selain menggunakan teknik penanaman Hidroponik, penghuni Rusun Jatinegara Kaum dapat memanfaatkan lahan yang sudah ada dimana Bank DKI juga telah mensupport perlengkapan kebutuhan penanaman konvensional berupa pupuk, bibit, serta pot.
Direktur Rumah Zakat, Asep Nurdin mengatakan, “terkait pemasaran sudah ada program tersendiri di Rumah Zakat. Rumah Zakat menyediakan pelatihan dan pendampingan yang di dalamnya ada solusi memasarkan produk-produk program yang hasil kerja sama Rumah Zakat dengan Bank DKI maupun lainnya”.
“Kami sudah ada kerja sama dengan pasar swalayan besar dan menengah, seperti TransMart, Giant, Indomaret dan Alfamart, serta banyak lagi. Justru permasalahannya, pasar swalayan itu kekurangan pasokan. Makanya, kami konsen menggenjot peningkatan produksi tanamannya,” ungkap Asep Nurdin.
Kesulitan memasarkan langsung dari para petani, lanjut Asep, pada potensi pasokan tanaman. “Kalau tidak ada jaminan stabilnya pasokan atau penyediaan produk, swalayan akan menolak. Karena mereka tidak boleh sampai kosong barang dalam tokonya,” imbuhnya.
Pengelola Rusunawa Jatinegara Kaum Asih Sumaretmi mengaku, dirinya suka membeli sayur mayor dari petani kebun hidroponik ini. Termasuk ibu-ibu kelurahan, camat, dan ibu-ibu PKK. “Ini supaya dapat pemasaran. Kasihan mereka kalau hanya menanam tidak bisa membeli. Harapan kami pasarnya bagus. Jadi petani pun bisa membayar sewa rusun dengan lancar,” ujarnya dalam sambutan.
Program ini, lanjut Asih, secara tidak langsung merupakan bagian dari program OK OCE yang digagas Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Menurut Asih, program OK OCE merupakan peningkatan ekonomi warga. “Nah, kebun hidroponik ini menjadi salah satu bagian OK OCE di Kecamatan Pulo Gadung.“ tuntasnya.
Selain fasilitas untuk menanam, Petani juga diberikan edukasi mengenai teknik dasar Hidroponik dan edukasi makanan sehat dan Gizi seimbang. “Dengan adanya fasilitas kebun hidroponik yang diberikan oleh Bank DKI dapat menciptakan lingkungan hijau dan menumbuhkan kepedulian warga terhadap lingkungan,” tutur Nurdin, Fasilitator Rumah Zakat.
Newsroom/ Syifa Shofwatunnida
Jakarta