BANGGA DAN NYAMAN HIDUP DI DESA

oleh | Feb 9, 2011 | News

BANDUNG. Dari sekian banyak pemuda masa sekarang, memiliki usaha dan bekerja di kampung bukanlah suatu suatu kebanggaan, mayoritas tulang punggungnya bangsa ini lebih banyak menginginkan merantau dan memiliki pekerjaan di kota-kota besar, dengan harapan saat mudik lebaran setidaknya bisa memperlihatkan kesuksesan selama merantau kepada warga kampung.

Namun lain halnya dengan Ari Kusmawan (26), warga Tari Kolot Desa Mangku Pagar kec. Cilawi Kab, Garut ini, lebih memilih tinggal di kampung dari pada harus mengembara ke kota. Selepas lulus S1 jur. Muamalat di Universitas Islam Negeri Bandung tahun 2009, ia mulai merasakan ternyata tantangan menghadapi perjalanan hidup tidaklah semudah yang dibanyangkan.

Beberapa usaha mulai dirintis, mulai dari jual beli ikan, padi hingga sayuran ia lakukan, namun semua itu selalu dihadapinya dengan pesimis. “Waktu itu mental saya masih pekerja dan bukan pedagang jadi apa yang dilakukan tidak lebih dari batu loncatan”, ujar Ari saat dihubungi melalui telepon, Rabu (8/2).

Sekarang Ari mulai merasakan kenyaman hidup di kampung, bagaimana tidak, udara yang sejuk, sungai yang jernih, sawah yang menghampar, hutan yang hijau serta warga kampung yang ramah selalu menghiasi aktivitas kesehariannya, padahal semua itu sudah ada sebelum ia dilahirkan. “ Baru sekarang saya merasa bersyukur bisa lahir dan tinggal di pedesaan” kata pria lajang ini.

Rasa syukur dan perasaan nyaman tidak serta merta datang tanpa ada sesuatu yang menjajikan, hasil gojlokan selama 3 bulan mengikuti Program Pemuda Mandiri yang digulirkan bank bjb bersama Rumah Zakat menjadi awal yang mengubah cara pandang hidupnya. Persaan minder tinggal di kampung sekarang menjadi kebanggaanya, sulitnya hidup di desa ternyata tidak sebesar apa yang dibayangkan.

“Uang bukanlah modal utama tapi mental usaha dan mandiri harus lebih didahulukan, selebihnya akan mengikuti” ungkap Ari. “Sebesar apapun uang tidak akan berkembang tanpa memiliki jiwa usaha” tambahnya.

Kini ia sudah memiliki peternakan domba dengan melibatkan 15 pemuda lainnya yang tergabung dalam Mandiri Corporation, semua temannya itu masih lajang begitu juga dirinya. Ari merasa prihatin dengan potensi pemuda dan alam yang belum di maksimalkan dengan baik.

Dalam satu tahun terakhir hingga sekarang Ari sudah merawat dan memiliki 127 ekor domba dari bantuan awal 5 ekor domba. Hewan ternaknya terus bertambah hasil dari pembibitan, investasi dan pembelian hewan baru, selama itu pula berhasil menjual sebanyak 34 ekor saat musim Qurban.

Meski usahanya sebagai peternak terus berkembang, namun akan hambar jika tidak ada tantangan, “tantangan terbesar saat ini yaitu menyakinkan para anggota, bahwa usaha dibidang ini menjajikan” kata Ari. “ Bagaimana pun memberikan semangat kepada anggota harus senantiasa diperhatikan” katanya lagi.

Aktivitas setiap hari bersama rekannya menyambit rumput, membersihkan kandang, mencukur dan memandikan domba hingga mencari peluang yang lebih besar. Kedepannya ia ingin mengembangkan kelompoknya ini hingga kecamatan lain, sekarang baru terbentuk 3 kelompok, di kecamatan Ciseda, Karangpawitan dan Cibatu. ***

Newsroom/Yudi Juliana

Bandung