Sahabat, apa yang sekiranya terlintas di dalam pikiran
ketika disebut kata syuhada? Ya, para
syuhada adalah orang-orang yang
mendapatkan tempat istimewa di sisi Allah Swt. Gelar syuhada identik dengan jihad. Gelar ini biasanya disematkan kepada
orang-orang yang rela berjuang di jalan Allah Swt. hingga ajal menjemput.
Namun, pengertian syuhada ternyata
tidak sesempit itu.
Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya maka ia syahid,
barangsiapa yang terbunuh karena membela agamanya maka ia syahid, barangsiapa
yang terbunuh karena membela darahnya (jiwanya) maka ia syahid dan barangsiapa
yang terbunuh karena membela keluarganya maka ia syahid.” (H.R. At-Tirmidzi).
Di dalam hadis yang lain pun Rasulullah saw. bersabda, “Mati syahid selain terbunuh di jalan
Allah ada tujuh, yaitu: orang yang meninggal karena terkena wabah adalah
syahid, orang yang meninggal karena tenggelam adalah syahid, orang yang punya
luka pada lambung lalu meninggal adalah syahid, orang yang meninggal karena
penyakit perut adalah syahid, orang yang meninggal karena kebakaran adalah
syahid, orang yang meninggal tertimpa reruntuhan adalah syahid, dan seorang
wanita yang meninggal karena melahirkan (dalam keadaan nifas atau dalam keadaan
bayi masih dalam perutnya) adalah syahid.” (H.R. Abu Dawud dan An-Nasa’i).
Baca Juga: Benarkah Utang Semasa Hidup Dibawa Mati?
Sahabat, orang-orang yang beriman kepada Allah Swt. tentu
akan berusaha menegakkan kalimat-Nya di bumi. Itulah yang biasanya menjadi
cita-cita para syuhada. Mereka yang
berjuang dengan harta, tenaga, dan pikiran di jalan Allah Swt.
Para syuhada
merupakan orang-orang yang yakin dengan janji Alah Swt., misalnya dalam Surat
At Taubah ayat 111 berikut ini:
“Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
Dalam menafsirkan ayat di atas, Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair
Hafidz dari Universitas Islam Madinah mengatakan, “Allah berjanji dengan
janji yang benar, bahwa Dia membeli dari orang-orang beriman jiwa dan harta
mereka dengan surga. Allah menjadikan pahala bagi para mujahid yang berperang
demi meninggikan kalimat Allah sebagai janji yang benar yang tertulis dalam
Taurat, Injil, dan Al Quran. Dan tidak ada yang lebih memenuhi janji daripada
Allah. Maka bergembiralah dengan jual beli yang penuh berkah yang Allah lakukan
kepada kalian ini. Jual beli yang agung dan mulia ini merupakan kemenangan yang
tidak tertandingi oleh apapun.”
Baca Juga: Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Palestina?
Lantas bagaimanakah
kematiannya para syuhada?
Sahabat, kematian para syuhada
berbeda dengan kematian manusia pada umumnya. Ruh mereka tidak pergi begitu
saja dari jasad, melainkan Allah Swt. memindahkannya ke dalam surga.
Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh Imam Jalaludin Al
Suyuthi bahwa wafatnya para syuhada
adalah perpindahan ruh mereka dari sebuah jasad ke jasad lain. Dalam salah satu
hadits Ka’ab dikatakan bahwa ruh mereka berada di surganya Allah Swt.
Di dalam Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 169-170 pun
dikatakan bahwa sejatinya orang-orang yang gugur di jalan Allah Swt. itu
tidaklah mati, mereka hidup di sisi Allah Swt. dan kondisinya berbahagia.
Baca Juga: Mengapa Perang di Palestina Masih Berlangsung Sampai Sekarang?
“Dan jangan
sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki. Mereka
bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan senang hati
terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa
tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasul saw. bersabda, “Demi Allah yang nyawaku berada di
tangan-Nya. Tiada seorang pun yang terluka di jalan Allah (dan Allah lebih tahu
siapa yang terluka di jalan-Nya) melainkan akan datang pada hari kiamat, dengan
warna merah darah yang masih mengalir, namun baunya wangi seperti minyak misk
(kasturi).” (H.R. Bukhari dan Muslim).